Paper Heart

Duapuluh Delapan - Hallo

Vkook
Gs Areaa
This story is mine
Happy Reading..

.
.
.
.
.

Yoongi menghela nafas pelan sambil memandangi langit yang berubah gelap dengan pandangan teduh. Dia memundurkan tubuhnya sejak, untuk bersandar pada sosok yang masih memeluknya dengan erat semenjak tadi.

Merasakan kehangatan yang merasuk kedalam hatinya. Park Jimin adalah definisi rumah bagi Min Yoongi, meski dia tahu bahwa dirinya bukan satu-satunya tempat kembali lelaki itu.

Ada perempuan baik yang lebih berhak memiliki Jimin dibandingkan dirinya.

Satu kecupan lembut yang diterimanya dikening lantas membuatnya tersadar. Ia mendongak, dan tersenyum hangat begitu mendapati sepasang onix kelam milik Jimin memerangkapnya. Perlahan dia mengulurkan tangannya, mengusap lembut pipi sang kekasih.

" apa yang kau pikirkan Yoon?" Tanya Jimin sambil meraih tangan Yoongi dan mengecupnya lama.

" Jika itu tentang Jungkook, kau tak perlu cemas. Taehyung sudah berjanji padaku akan mengurusnya dengan baik. Kita perlu memberikan mereka ruang untuk menyadari semuanya"

" Aku tahu" Jawab Yoongi pelan " Bukan itu yang lantas ku pikirkan"

" Lalu?"

Jimin bertanya bingung. Yoongi tidak langsung menjawab. Gadis itu menghela nafas pelan lalu berbalik untuk menghadap kekasihnya. Tanpa melepaskan tatapannya, Yoongi menangis. Bayangan dimana Jimin meninggalkannya sungguh menakutkan, dia tidak akan sanggup.

" Hey... kenapa menangis? Yoon?"

Yoongi menggeleng pelan, menepis tangan Jimin yang akan menghapus air matanya.

" Aku menyadari sesuatu dari kisah Taehyung Jungkook dan Irene" Katanya pelan, dia menghela nafas demi meredakan gemuruh yang berada didadanya, mencoba mengenyahkan sesak namun berakhir dengan sia-sia.

Sementara Jimin terdiam, sedikit banyak dia mulai paham dengan arah pembicaraan ini.

" Jimin... seandainya suatu saat, Kak Seulgi dan Jungkook serta dunia tahu tentang kita... jika nantinya kak Seulgi melakukan hal yang sama dengan Jungkook... apa yang akan kau lakukan? Siapa yang akan kau pilih?"

Dan Jimin baru menyadari semenakutkan apa makna dari pilihan itu. Seakan dia bisa kehilangan segalanya jika salah mengambil jalan. Kini dia mengerti kenapa Kim Taehyung hampir gila dengan memikirkan keputusannya. Memang sulit, terlalu banyak yang harus dikorbankan untuk sebuah keputusan.

" Jimin... aku tahu ini memang gila... tapi aku... aku ketakutan setiap kali itu terpikirkan dibenakku... a-aku sangat ketakutan ketika bayangan kau melangkah pergi dari sisiku tergambar di pikiranku... aku---hmmfft"

Park Jimin memilih membungkam perkataan Yoongi dengan ciumannya, terasa begitu berbeda kali ini. Karna disana Jimin menyalurkan segala kegundahannya.

Iya, Jimin memilih jalan tercepat untuk membungkam semuanya, karna dia juga merasa kalut. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Terlebih lagi ucapan Yoongi terasa seperti sembilu yang mengiris nadinya. Jimin tertawa dalam diam, kini dia benar-benar paham bagaimana dilemanya sepupu urakannya itu kemarin.