Chapter 3

114 25 36
                                    

'Mencintaimu itu seperti memeluk ribuan serpihan kaca, hingga terluka tanpa tau obatnya'

~Idola~

•••

Kriinggg! Kriinngg!

"Huffttt akhirnya bunyi juga tuh bel keramat" keluh Naya

"Sore nanti jalan yuk Nay?," ajak Agna

"Tempat biasa ye?"

"Siap! Yuk ke parkiran, keburu sore,"

Mereka berdua menuju parkiran, tak sengaja Naya melihat Amara berlari sambil menangis.

"Eh Nay, si Amara kenapa tu?"

"Ga tau ah bodo amat"

Naya mencoba tidak memperdulikan tentang Amara maupun Bagas, ia mencoba mengabaikan hubunyan mereka walaupun Naya belum tahu jelas hubungan mereka itu apa.

"Lu yakin Nay mau ngelupain Bagas? Ngelupain cinta pertama tuh ga mudah loh!" kata Agna

Memang, Naya sudah menceritakan semua yang dirasakan Naya kepada Agna.

Hanya Agna lah yang mau mendengarkan curhatannya, tidak akan pernah ada rahasia diantara mereka berdua.

"Semoga saja bisa," sahut Naya sambil menatap lurus ke depan.

Naya dan Agna segera bergegas menuju ke rumah masing - masing.

Di lain sisi

"Arrrggghhh bodohnya gue, kenapa sih gue masih belum ngelupain dia,"
teriak Bagas frustasi.

"Udahlah gas, namanya juga cinta pertama, harusnya lu merjuangin orang yang lu cinta, bukan bersama orang yang lu ga cinta, itu hanya akan menyakiti seseorang yang ga lu cinta gas!" kata Damar

Iya Damar, Damar Wiraka Hardianata. Mereka sudah cukup lama menjalin persahabatan, sejak masuk SMP mereka berdua dipertemukan hingga saat ini.

"Gue yakin gue bisa ngelupain dia Dam, walau di hati gue masih terukir jelas namanya," jelas Bagas sambil memandang sendu ke arah Naya.

Lalu mereka berjalan menuju parkiran saat mobil Naya dan Agna sudah melaju.

~~

"Hello mommy, anak mommy yang paling cantik, cethar, membahana, se.."

"Stop Naya, pusing mommy setiap hari mendengar teriakan unfaedah kamu itu" kata sang mommy Naya.

"Hehehe maap mom" kata Naya sambil menunjukkan cengiran khasnya.

Naya langsung menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2.

"Huuuufffttt, capek banget"

"Mendingan gue mandi dulu deh terus langsung jalan ama Agna," gumam Naya.

Drrttt drrrtt

Selesai mandi Naya melihat handphone'nya bergetar.

"Halo"

"Eh halo Nay, gue Bagas"

Deg..

"Oh em.. Eh iya ada apa?"

"Ga ada apa - apa sih, gue cuman mau ngajak jalan lu doang sih, nanti sore bisa ga?"

"Ehh, maaf banget ye, soalnya gue udah ada janjian sama Agna, lain kali aja ye,"

"Oh gitu, see you,"

'Gimana mau move on, kalo diajak jalan terus,' gumam Naya.

Naya keluar dari kamarnya sambil bersenandung kecil.

Bruukkkk..

"Aduh sejak kapan tu tiang ada di situ?" Gumam Naya sambil mengusap - usap jidatnya.

"Napa sih lu dek, marah - marah mulu," tanya bang Rio.

"Lah itu sejak kapan ada tiang disitu, jadi kejedot kan jidat gue,"

"Yeee, tiang dari dulu emang disitu gblk, lu nya aja yang tolol nya kebangetan,"

"BWODO BANG BWODOOOOO,"

"Ck ck ck, dibilangin juga," gumam Bang Rio sambil geleng - geleng.

Naya menuruni tangga sambil menggerutu karena sakit di jidatnya yang tidak hilang - hilang.

Tin tin tin

'Eh itu kayak suara mobilnya Agna,' gumam Naya.

"Mom Naya pergi dulu ya sama Agna, bye mommy," Teriak Naya sambil menghampiri mobil Agna.

'Laahh, mobil Agna ganti ya?' gumam Naya.

"Hay Nay,"

"Eh, ngapain lu disini gas?"

"Mau ngejemput kamu, tadi aku udah bilang sama Agna,"

"Kan gue tadi janjian sama Agna,"

"Udahlah, ga usah cemberut gitu, udah aku izinin kok sama Agna, lagian Agna'nya juga ga masalah tuh,"

"Uhhh, tapi kan..."

"Udah deh, ayo masuk"

Selama diperjalanan hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua.

"Mau kemana sih gas?" Tanya Naya yang mulai bosan.

"Adadeh ke suatu tempat,"

"Ih kok gitu sih nyebelin,"

"Uhh Naya ngambek nih ceritanya,"

"....."

Karena tak sanggup menahan rasa gemasnya terhadap Naya, Bagas mencubit pipi Naya.

"Aww, apasi gas,"

"Sabar Nay, bentar lagi sampe kok,"

"...."

Mobil Bagas berhenti di suatu tempat.

Naya melihat sekeliling melalui kaca mobil.

"Ngapain kita kesini gas, dingin,"

"Udah Nay gapapa, bentar aja,"

Bagas mengajak Naya ke tempat yang jauh dari keramaian.

Diatas bukit tinggi yang indah, diatas bukit, Naya dapat melihat kerlap kerlip lampu yang ada di bawah bukit.

'Indah bangett,' gumam Naya.

"Kamu suka atau engga nay?"

"Ya suka banget lahh," antusias Naya.

Bagas mencubit kecil pipi Naya.

"Ishh, apaan sih lu gas, main cubit aja,"

"Abisnya kamu itu ngegemesin tau ga,"

Naya menoleh ke Bagas 'Seandainya waktu ini, saat ini, malam ini kita berada disini sebagai sepasang kekasih, bukan sebagai seorang sahabat' batin Naya.

"Udah puas lihat akunya?"

"Ih Bagass, kalo ngomong ga usah pake aku kamu napah,"

"Haha, yaudah iya," "Udah puas mandangin guenya?" Tanya Bagas sambil menaik turunkan alisnya.

"Ih apaan sih jangan geer dulu lo,"

"Ih siapa juga yang geer, emang kenyataan wleee," balas bagas sambil menjulurkan lidahnya.

•••

Jangan lupa Vote and Comment❤️

Mariskadr_

IdolaOnde histórias criam vida. Descubra agora