Chapter 9

75 12 3
                                    

Aku mudah Memaafkan, namun bukan berarti aku pandai Melupakan
~Naraya

•••

Aku duduk di balkon kamarku. Tiba-tiba aku teringat tentang kejadian yang harusnya sudah aku lupakan.

Flashback~

Naya bingung, waktu Bagas membawanya ke suatu tempat yang ia juga tidak ketahui.

"Emmm... Gas kita mau kemana?" Tanya Naya dengan keberanian yang ia memiliki kepada Bagas.

"..." Tidak ada jawaban sama sekali, melirik pun tidak.

Naya menghelas napas sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

Sampai mobil Bagas berhenti di suatu tempat yang menjadi saksi adanya hubungan antara Bagas dan Naya.

Bagas dan Naya duduk di salah satu bangku di taman tersebut.

Taman yang berada di atas bukit yang indah, sehingga memperlihatkan keadaan di bawahnya.

"Kita ngapain kesini gas?" Tanya Naya sekali lagi kepada Bagas.

Terdengar Bagas menghela napasnya, "Maaf nay, kita sampai di sini aja," Kata Bagas tanpa menoleh ke arah Naya.

Seketika nafas Naya tercekat, "Ma... Maksudnya?" Tanya Naya ragu.

"Lebih baik sudahi saja hubungan kita," Jawab Bagas sambil menunduk.

"Tapi kenapa? Ada yang salah denganku? Kau sudah bosan denganku? Atau kau memiliki wanita selain aku?" Tanya Naya bertubi-tubi.

"Maaf, aku sengaja mendekatimu karena aku tau kau adalah sahabat dekatnya Amara, oleh karena itu aku berani mendekatimu,"

~

Apakah salah jika aku kembali menjalankan hubungan dengan Bagas? Bukan hanya teman, namun lebih dari itu yang ku harapkan. Apakah aku bodoh?

Bingung, situasi apa yang ku hadapi saat ini. Apakah keputusanku untuk kembali menjalankan hubungan dengan Bagas sudah benar? Atau kah...

"Ah sudah lah, bisa gila gue kalo mikirin itu lama-lama,"

Prinsipku cukup simple, jalani saja dulu yang ada di depan matamu. Ya itu kira-kira prinsipku.

Aku memilih kembali menuju kamarku dan menutup pintu kamarku untuk melakukan aktivitas wajibku yang sempat tertunda yaitu, tidur.

•••





IdolaWhere stories live. Discover now