Chapter 10

71 10 2
                                    

Tinggalkan yang membuat luka, dan Pertahankan yang membuat tertawa~

•••

Pagi hari, entah ada angin apa yang membuatku bisa se-bahagia ini. Entah ada apa denganku, moodku tiba-tiba membaik setelah semalam cukup buruk.

Aku segera berangkat ke sekolah dengan menggunakan bus sekolah. Aku berjalan ke arah halte, di sana terdapat lumayan banyak anak-anak yang menanti bus tiba, sama seperti aku.

"Hey,"

Aku langsung membalikkan badan. Ternyata Bagas yang menepuk pundakku.

Eh.. Tunggu.

Dia kok bisa ada disini? Kemana motornya?

"Nayaaa, hellawww,"

Aku tersentak dari lamunanku, "Eh iya?"

"Gue tanya dari tadi, lo sih pagi-pagi udah ngelamun,"

"Sorry-sorry, abisnya lo tuh tumben banget ya, ga pake motor kesayangan lo itu,"

"Gatau deh, gue lagi pengen naik bus aja,"

Bus sekolah pun tiba di depan halte, anak-anak yang sedari tadi menunggu pun berburu masuk berebut kursi yang ada di dalam bus tersebut.

Aku dan Bagas berjalan memasuki bus dan mencari kursi yang masih kosong.

"Nah dapet!"

"Apanya yang dapet?" Tanya Bagas.

"Tuh kursi, duduk di sana aja yuk,"

Di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah hanya diisi dengan keheningan. Ya.. meskipun banyak anak-anak yang membuat ramai, namun aku hanya merasa duduk sendiri disini. Tidak biasanya Bagas terdiam seperti ini.

Namun, aku hanya memendam rasa penasaranku. Paling hanya pikiranku saja. Ah, lupakan saja itu. Toh, bukan urusanku juga.

Sampainya di sekolah, hanya keheningan yang tercipta di antara aku dan Bagas, bibirku sudah gatal ingin bertanya kepada dia.

"Eh nay, gue ke kelas duluan ya," Kata Bagas. Gue pun hanya mengangguk sekilas untuk menjawab pertanyaannya.

Naya langsung duduk dibangkunya yang sudah diisi Agna sejak tadi.

"Eh eh, denger-denger kak Nanta baru putus ama pacarnya ya nay?" Kata Agna.

"Bodoamat"

"Aelaahh... Kalau putus beneran mah alhamdulillah,"

"Mau modus ya lu?"

"Hehe, eh hari ini tes Kimia loh,"

"Ha?! Sumpah lu na?! Kenapa ga bilang ke gueeeee,"

"Lah tadi gue uda bilang,"

Naya langsung buru-buru membuka buku paket Kimia, karena ia belum belajar sama sekali.

"Salah siapa mikirin Bagas terus," goda Agna.

~

Bel istirahat pun akhirnya berbunyi, setelah mati-matian mengerjakan soal kimia yang membuat perut Naya keroncongan.

"Yuk na ke kantin,"

"Kuy laa,"

Mereka berdua berjalan di koridor yang tampak ramai, maklum sih waktu istirahat banyak yang berkeliaran di koridor.

Canggung sih, diliatin terus ketika lewat di depan murid lain, terus diliatin gitu, tapi ya bodo amat lah.
Emang punya masalah ama gue, wkwk.

Sesampainya di kantin, Naya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, tak sengaja ia menatap ke arah meja Bagas bersama Amara.

"Cih! Katanya aja uda ga deket lagi ama si Amara, lah nyatanya?" Kesal Naya.

Agni yang mendengar celotehan Naya pun tersenyum geli, "Kenapa lu Nay? Cemburu? Acieeee katanya ga suka, lah ternyata bisa cemburu,"

"Sabodo lah," kesal Naya, dia berjalan ke arah penjual Mie Ayam.

Namun tak sengaja ia bertubrukan dengan Nanta yang membawa nampan berisi makanan.

'Brukkk..'

"Eh eh, aduh sorry ya kak," kata Naya menyadari kesalahannya.

"Iya gapapa," jawab Nanta santai.

"Yauda, gue duluan ya Nay,"

"Eh.. iya kak," jawab Naya

'Eh busett, kok Kak Nanta bisa tau nama gue'

'ah bodoamat laahh' batin Naya.

•••

Maaf ya, jarang update.

Jangan lupa vote nya❤️

IdolaWhere stories live. Discover now