Chapter 11

57 9 0
                                    

Maaf aku tidak cukup kuat

jika harus menanggung luka selama ini

●●●

Bagas POV

"Eh gas, kemarin gue liat Naya bareng Nanta," kata Damar

"Dimana?" jawab Bagas lesu.

"Di depan gerbang"

"Kira-kira mereka mau kemana ya?"

"Ya gatau lah anjir, Tanya sendiri noh sama yang bebeb Naya,"

Damar melihat sahabatnya yang tampak lesu, tak seperti biasanya ia begini.

"Tumben lu diem-diem bae, biasanya nyerocos terus kalau lagi bahas tentang Naya,"

"Gue bingung, gue mencintai Naya, tapi disisi lain Amara membutuhkan gue Dam, gue harus gimana?" keluh Bagas.

"Emang si Amara kenapa lagi?"

Bagas menghela napas.

Flashback on

'tok tok tok'

"Siapa sih yang dating malem-malem begini, tumben," gerutu Bagas.

Lalu ia pergi ke depan untuk membuka pintu. Siapa sangka orang yang datang itu ialah Amara.

'Greep'

Amara secara spontan memluk Bagas dengan keadaan tubuh yang basah kuyup.

Bagas lalu mengajak Amara masuk ke dalam rumah untuk menenangkan diri sekaligus mengganti pakaian Amara yang basah.

"Kenapa ra? Ada apa lagi?" Tanya Bagas.

"Nyokap gue gas, nyokap gue," ucap Amara sambil menangis sesenggukan.

"Nyokap gue pergi dari rumah, gue gatau harus cari kemana lagi gas,"

Bagas hanya diam mendengarkan cerita dari Amara.

Flashback off

"Ya kalau menurut gue sih ikuti apa kata hati lo. Lo harus bisa memilih salah satu dari keduanya gas, lo nggak boleh egois untuk memilih keduanya, karena mereka berdua tuh cewek. Cewek juga mempunyai perasaan man jadi jangan sekali-kali mempermainkan perasaan seorang cewek," kata Damar sambil menepuk bahu Bagas.

"Tumben lo bijak dam," ejek Bagas.

"Halah giliran gue bijak diejek, lo maunya apasih!"

"Santai bro, gue bercanda kok"

Balik ke kelas yuk, udah masuk jamnya Bu Mumun nih. 'Bu Mumun' adalah julukan yang diberikan oleh anak-anak kepada guru killer yang mengajar pelajaran Kimia.

Saat mereka berdua melewati koridor, mata Basgas tak sengaja menangkap sosok Naya yang sedang duduk di depan kelasnya bersama dengan si Nanta.

Bagas melihat Naya tertawa lepas saat dengan Nanta, sangat berbeda sekali saat dengannya,

Author POV

"Eh Nay, dicariin si Nanta tuh di depan kelas," kata Agna.

"Ada apa?" tanya Naya.

Agna mengendikkan bahunya, "Tau noh, samperin aja sendiri,"

"Kampret lu,"

Lalu Naya menghampiri Nanta yang sudah duduk di depan kelasnya.

"Ada apa Nan cari gue?" tanya Naya.

"Sebenernya gue Cuma mau ngomong Nay, tapi kan kaga enak kalo gue omongin di chat, mendingan gue samperin elo nya langsung kan,"

"Oh gitu, terus lo mau ngomong apa?"

"Mungkin ini membuat lo tak percaya atas ucapanku, dalam waktu yang singkat kita berkenalan dan secepat itu aku bisa jatuh hati kepadamu Nay. Lo pasti gak percaya sama ucapan gue, tapi gue serius untuk kali ini Nay, gue udah jatuh pada cinta pandangan pertama. Will you be my Gilfriend?"

Naya terkejut, ternyata selama ini Nanta menyimpan rasa kepada Naya, sedangkan ia hanya menganggap Nanta sebagai sahabat tak lebih.

"Mmm.. Bukannya gimana, tapi maaf ya Nan, gue ga bisa,"

"Gue ngerti kok. Tapi kita tetap jadi sahabat kan?"

"Iya dong,"

Naya lega, akhirnya Nanta tidak marah dengan keputusannya, walau Naya tau bahwa hatinya sedang patah.

'Maaf Nan,' batin Naya

●●●

Mariskadr_


IdolaWhere stories live. Discover now