{4} *Everything Will be alright*

25.3K 1K 52
                                    

"Tak perlu iri. Kita punya porsi masing-masing. Karena hidup yang terlihat mewah belum tentu benar-benar indah"
-aesteuticc

🎶Dive - Ed Sheeran

****

Sampai dirumah Meta melihat keluarganya sedang berkumpul mengobroli hal yang tak Meta ketahui

Hingga saat ia berjalan menuju kamarnya, suara papanya membuatnya kambali memutar balikan tubuhnya menghadap keluarganya

"Almeta kesini sebentar." kata papa Meta.

"Ada apa?" tanya Meta to the poin

"Karna hampir 2 tahun belakangan ini Ana Home schooling, jadi saya akan memindahkan Ana ke sekolah tempat kamu sekarang. Jadi kamu harus membantu Ana jika ia kesulitan untuk bergaul dan jangan lupa besok untuk mengantar Ana bertemu dengan kepala sekolah." kata papa Meta menjelaskan dengan tegas tak terbantahkan.

"Baiklah." jawab Meta dengan pasrah

****

Baru saja Meta akan mendaratkan bokongnya di kasurnya, suara ketukan pintu yang cukup keras membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk duduk di kasurnya.

Perlahan tangan Meta membuka knop pintu dan terpampanglah dengan jelas raut muka Ana yang tampak seperti devil

"Kenapa?" tanya Meta to the poin

"Karna gua bakal sekolah di tempat yang sama kaya lu jadi gua minta sama lu jangan bersikap seolah olah lu kenal sama gua, NGERTI? Dan satu lagi jangan sampe gua ngeliat lu disekolah ngerti?" perintah Ana seperti tak mau di ganggu gugat

"hem" balasnya seadanya. Sejujurnya juga Meta tidak akan mau bertemu dengan Ana di sekolah apalagi sampai sekelas dengannya

****

Pagi ini Meta masih saja terlelap dalam bunga tidurnya, padahal sang mentari sudah tak malu malu lagi untuk keluar dari tempatnya persembunyiannya.

Tok.. Tok..Tok..

Ketukan pintu membuat sang gadis tersebut bergeliat untuk membuka matanya. Ia pun mengumpulkan nyawanya dan melangkah menuju pintu untuk melihat siapa yang membangunkannya.

Saat membuka pintu Meta melihat bi Imah sedang menunggunya dengan raut wajah bingung. Gadis itu menggerutukan keningnya melihat wajah Bi Imah yang terlihat kebingungan

"Ada apa bi?" tanya Meta

"Apa non tidak sekolah?" tanya bi Imah tanpa menjawab pertanyaan dari anak majikannya tersebut.

Seketika kantuk yang masih setengah melekat di tubuhnya hilang begitu saja bergantian dengan rasa panik yang mulai menjalar di tubuhnya.

Tanpa basa-basi, Meta bergegas menuju kamar mandi dan tak lupa mengambil beberapa kebutuhan yang akan ia laksanakan di dalam sana.

Setelah rapi Meta bergegas menuju pak Iman yang tak lain adalah supirnya.

****

Meta menghela napas pasrah~ saat ini ia harus berdiri tegak menghadap bendera merah putih bersama dengan teriknya matahari yang langsung menusuk kulit putihnya

Meta merutuki dirinya karena terlambat dan sialnya guru hari ini yang mengajar adalah guru super duper Killer. Hingga mau tak mau Meta harus hormat kepada bendera merah putih hingga bel istirahat berbunyi.

Entah apa yang terjadi pada Meta saat ini, ia sudah merasakan pusing yang menjalar di  kepalanya hingga akhirnya ia tak dapat merasakan apa-apa lagi dan berakhir dengan kegelapan yang memenuhi indra pengelihatannya.

ABLUVION {COMPLETED}Where stories live. Discover now