{7} *Problem*

20.6K 894 31
                                    


"Terkadang nyatanya takdir membuatku bingung."

____________________________________________

🎶Never grow up - Taylor Swift

****

Gadis itu masih saja tersenyum saat mengingat kejadian di taman, dimana tak lain seorang yang ia suka ternyata juga menyukainya. Apa lagi saat ia mengingat bahwa tadi saat pulang sekolah William lah yang mengantarnya pulang. OMG, Bagaimana ia tak senang? Setelah sekian lama menunggu sepercik cahaya datang. Akhirnya Tuhan mendengarnya, mendatangkan seoarang William untuk dirinya

Saat Meta masih sibuk mengingat kejadian yang mampu membuatnya tersenyum senyum sendiri. Tiba-tiba saja pintu kamarnya di buka dengan sangat keras

Brakkk

Meta pun merenggut kesal~ merasa kegiatannya di ganggu di saat saat ia mengingat kejadian berapa jam yang lalu, apa lagi saat ini yang mengganggunya adalah Ana

"Ngapain lu kesini!?" bentak Meta

"Suka-suka gualah mau ngapain." sinis Ana

"Lah mabok apa ya!? Jelas-jelas ini kamar gua, ko jadi lu yang sok berkuasa."

"Banyak bacot lu ah! Denger ya jawab pertanyaan gua dengan jujur at-" ucapnya terpotong

"Atau lu bakal ngaduin gua yang gak-gak ke orang tua lu!?" jawab Meta memotong ucapan Ana

"Tuh lu pinter. Sekarang lu jawab pertanyaan gua. Lu ada hubungan apa sama ka William?" tanya Ana sedikit penasaran, karna tadi saat ia mengikuti William menuju taman dan bersembunyi di balik tembok. Ia sempat mendengar bahwa William mengungkapkan perasaannya kepada Meta. Dan Ia hanya ingin memastikan apakah itu benar atau tidak.

Jika kalian bingung kenapa Ana tahu William, tentu saja karena kepopulerannya yang ada di sekolah. Bisa dibilang si most wanted

"Ko lu pengen tau banget si hidup orang lain, mending lu urus aja dulu hidup lu yang manja itu. Baru deh lu urus keluarga yang lu cinta itu." ucap Meta berdusta

"Keluarga gua bukannya keluarga lu juga ya!? Eitss, gua lupa. Sekarang ini kan Lu udah gak di anggep lagi sama mereka, makannya lu marah, iyakan!??" ucap Ana memanasi Meta

"Sorry ya, gua juga gak butuh keluarga kaya mereka." dan untuk ke sekian kalinya ia harus berbohong, entahlah sampai kapan ia akan berbohong. Karna jauh di lubuk hatinya ia juga menginginkan Keluarganya berkumpul kembali seperti sedia kala.

"Alah jadi orang tuh gak usah munafik, gua tau sebenernya lu kangen kan sama mereka, terus pengen bisa kaya dulu lagi. Atau jangan-jangan sekarang ini lu lagi flashback, ya kan!?" ucap Ana berhasil memohok perasaan Meta

"Berisik lu, sekarang mending lu keluar" ucap Meta mendorong Ana keluar dari kamarnya. Lain kali akan ia pastikan bahwa kamarnya akan ia kunci biar Ana tidak bisa asal masuk ke kamarnya

"Ih apaansi jangan dorong-dorong juga kali." ucap Ana marah

"Lu kan juga belum jawab pertanyaan gua." ucap Ana tak mau berhenti untuk menanyakan perihal kejadian tadi.

"Gak usah kepo." balas Meta sengit setelah itu menutup pintu kamarnya dengan kencang, persetanan jika pintunya nanti rusak

"Kita tunggu aja nanti Almeta Francisca" ucap Ana sinis setelah pintu tertutup.

****

Baru 10 menit Meta merebahkan dirinya di kasur kesayangannya, sebuah suara ketukan pintu membuatnya mau tak mau bangun dari tempat tidurnya.

ABLUVION {COMPLETED}Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum