Seorang kawan

289 17 0
                                    

"TOK TOK TOK!"

"Masuk!" seru Mark yang sedang berbaring santai di ranjang empuknya.

Pintu kamar terbuka perlahan.
Seorang pemuda pun masuk ke ruangan Mark.

"Kak Mark ada yang mencarimu." ujar Edward.

Edward adalah keponakan dari kepala pelayan yang bekerja di rumah Mark.
Kepala pelayan yang biasa dipanggil dengan sebutan Mr.Robert.

Edward adalah pemuda berparas manis.
Dengan bentuk wajah yang oval dan sedikit membulat.
Matanya bulat dan berwarna coklat.
Rambutnya pendek terpotong rapi.
Kulitnya berwarna kuning langsat.
Ada sesuatu yang khas darinya, yaitu saat ia tersenyum maka akan terlihat sebuah gingsul yang tergantung paten di deretan gigi kanannya.
Itulah yang membuat nilai plus pada paras manisnya.

"Siapa?" tanya Mark.

"Ia bilang ia adalah kawan lama kakak." ujar Edward lembut.

Mark mengernyitkan dahi.
Sejenak berpikir lalu kemudian ia bangkit duduk.

"Katakan padanya tunggu sebentar." ujar Mark.

"Baiklah kak." ujar Edward sambil mengundurkan diri dari ruangan itu.

Mark beranjak dari ranjang lalu kemudian ia berjalan ke arah lemari kaca di hadapannya.
Ia membuka lemari itu dan mengambil sweater abu-abu dan langsung mengenakannya.

Akh...
Mark adalah seorang malaikat yang menjelma menjadi manusia.
Tentu saja parasnya begitu menawan.
Tubuhnya tinggi dengan bentuk yang proporsional.
Rambutnya berwarna coklat tua, lurus, sedikit pendek dan nampak begitu halus.
Kulitnya putih bercahaya.
Garis wajahnya tajam namun sorot matanya yang coklat begitu meneduhkan.
Bibir tipisnya memuai merah.
Hidungnya juga mancung dan tajam.
Pemuda yang tampan sempurna.

Ada lagi yang membuat nilai lebih pada paras wajahnya itu.
Setiap tersenyum akan ada lesung pipi yang sedikit dalam di ujung kanan bibirnya.
Karena itu dia nampak lebih rupawan saat tersenyum.

Dengan mengenakan sweater abu-abu dan short pant putih, ia langsung melangkah meninggalkan kamar lalu menuruni tangga menuju ke ruang tamu.

Ia melihat seorang lelaki berdiri membelakanginya sambil memandang jendela kaca yang langsung menyuguhkan pemandangan taman hijau di teras depan.
Mark menghampirinya perlahan sambil mencoba memastikan lelaki yang berdiri di hadapannya saat itu sesuai dengan perkiraannya.

"Kenzi?"

Markhiel ( The End )Where stories live. Discover now