Tatapan Sedih

56 7 4
                                    

Shilla masih mengurung diri di kamar.
Ia terus bergelut dengan selimut dan kasur empuknya.
Memeluk erat guling putihnya.
Dadanya begitu sesak, air matanya masih sulit untuk ia kendalikan.
Ia berusaha mengeluarkan semua amarah dan kekecewaannya, membiarkannya keluar terurai bersama dengan air mata.

"Meskipun sulit, ya, meskipun sulit, aku berusaha memaafkannya.
Aku tak mau semakin terluka karena membencinya.
Lagipula aku tak ingin berdosa karena membenci seseorang.
Mungkin ini lah cara Tuhan mengajarkanku tentang bagaimana aku harus tegar dan memaafkan.
Aku sadar apapun yang ada di dunia ini adalah milik-Nya.
Kalaupun semuanya kembali pada-Nya, seharusnya aku sudah menyiapkan diriku." ujar Shilla dalam hatinya.

Mark berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Ia berdiri di samping pintu kamar Shilla yang tertutup rapat.
Ia tak mau mengganggu Shilla yang sedang  berada dalam hati yang masih kalut.
Mark mengembuskan nafas panjang sambil menundukkan kepala.
Lalu ia melangkah menjauh dari tempat itu.
Membiarkan Shilla mencoba menguasai dirinya, untuk mengalahkan segala emosi dan kekecewaannya.

...

Dyana menatap Edward yang sedang duduk di hadapannya dengan tatapan mata sedih.

"Benarkah?
Dasar nenek sihir sialan.
Jahat banget dia!
Kasihan Shilla, dia harus kehilangan ayahnya karena wanita itu.
Syukurlah dia cepat-cepat ditangkap.
Dia tak pantas bahagia setelah apa yang ia lakukan pada Shilla dan ayahnya." ujar Dyana sedih dan marah.

"Sudah jangan marah.
Cepet tua lo." ujar Edward mencoba menghibur.

"Gimana ga marah kalau sahabat ku dibuat menderita seperti ini.
Kejahatannya sudah benar-benar keterlaluan!" ujar Dyana dengan nada tinggi.

"Shilla saja bisa memaafkan dia, kenapa kamu enggak?" tanya Edward.

Dyana menghembuskan nafas berat.

"Shilla benar-benar baik.
Bahkan ia bisa memaafkan seseorang yang telah membunuh kedua orang tuanya.
Jika aku menjadi dia, entah aku bisa kuat atau tidak.
Untunglah ada kakakmu di sampingnya." ujar Dyana sedih.

"Tenang, jika itupun terjadi padamu, aku juga akan selalu ada untukmu." ujar Edward meyakinkan.

Dyana menatap Edward.
Begitupun Edward menatap Dyana.

"Andai Jimmy bisa seperti kamu." ujar Dyana penuh harap.

Edward langsung membuang muka.

"Kelihatan ya, aku lebih baik daripada dia." ujar Edward.

Dyana hanya terdiam.

"Aku jadi merindukannya." ujar Dyana.

Edward menatap Dyana yang sedang melamun.
Mendengar apa yang Dyana ucapkan, dia mengepalkan kedua tangannya erat.

...

Setelah dari mengunjungi Dyana, Edward memutuskan pergi berkunjung ke kantor Jimmy.
Hanya berbasa-basi menanyakan kabarnya dan ingin mengetahui mengapa ia jarang sekali menemui Dyana.

Edward memarkirkan mobilnya dan melangkah memasuki gedung.
Saat ia hendak melangkah ke lift ia melihat dari kejauhan Jimmy sedang berjalan berdua dengan seorang wanita.
Wanita yang sangat cantik dan seksi.
Mereka nampak akrab, tampak mereka tertawa bersama.

Edward menyembunyikan dirinya di pojok gedung, membelakangi Jimmy yang semakin dekat melangkah melewatinya.
Jimmy dan wanita itu keluar dari gedung.
Edward memutuskan mengikuti mereka.
Ia curiga, Jimmy akan melakukan hal yang selama ini sudah menjadi kebiasaan buruknya.

Edward menyetir mobil mengikuti mobil Jimmy yang berhenti di sebuah restoran.
Mereka seperti akan makan siang di tempat itu.
Edward pun memutuskan mengikuti sahabatnya itu.
Ia juga makan di restoran tersebut dengan jarak meja yang sangat jauh sambil mengawasi gerak gerik Jimmy.

Beberapa jam kemudian setelah makan dan mengobrol, Jimmy dan wanita itu pun beranjak dari restoran.
Edward masih mengikutinya.
Hingga mereka sampai di sebuah tempat, Jimmy dan wanita itu memasuki gedung itu sambil berpelukan mesra satu sama lain.
Edward berjalan di belakangnya lalu melihat gedung itu.

"Apa-apaan ini?!" ujar Edward dengan sedikit nada tinggi.

Gedung di depannya nampak sangat mewah.
Penerima tamu berdiri di sisi pintu masuk dengan senyum ramah.
Terdapat tulisan besar bertumpu pada atas gedung.

"LOVIA HOTEL"

Markhiel ( The End )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora