5

1.4K 125 2
                                    

×

"Jangan main kasar dipinggir jalan, atau kalian mau dikira tukang begal?!"

Ketiga gadis yang menutupi wajah nya itu langsung menoleh pada sumber suara. Secara otomatis, mereka melepaskan tangan Shani yang di cengkramnya.

Mereka bertiga mundur secara perlahan. Sampai satu orang gadis, menghentikan langkahnya. Ia kembali berjalan mendekati gadis itu, lalu berbisik.

"Kamu selamat, Indira." bisiknya penuh penekanan.

Mereka bertiga pun langsung bergegas menuju mobil hitam yang terparkir tidak begitu jauh dari sana.

"Kamu gak papa?" tanya orang tersebut.

"Aku gak papa, Kak. Makasih ya," ucap Shani tersenyum tipis. Ia menundukan kepalanya.

Mengapa jantungnya berdetak dengan begitu cepat. Ia bahkan sampai menggigit bibir bawahnya.

"Beneran gak papa?" tanya orang tersebut sambil memegang bahu Shani.

Shani mengangguk, "A-aku gakpapa, beneran."

"Baiklah. Aku antar pulang ya?"

"Aku bawa mobil, Kak." tolak Shani secara halus.

"Gakpapa, aku ikutin kamu dari belakang. Tenang aja ya?" jelas orang tersebut dengan lebih menegaskan nya.

"Tapi kak Dyo.."

"Gakpapa, Shani. Yuk. Aku di belakang bawa motor ya," ucap laki-laki bernama Dyo.

Shani pun tak bisa menolak nya lagi. Ia pasrah dan mengikuti perkataan laki-laki bernama Dyo.

Laki-laki yang memiliki nama lengkap Dyo Djuhandar itu pun langsung bergegas menaiki motornya. Ia mengikuti Shani seperti apa yang diucapkan oleh nya.

Sedangkan disisi lain,

Viny tengah merasakan kegelisahan yang teramat sangat. Ia berjalan bolak-balik di sekitaran kamarnya. Ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya. Namun ia tak tahu apa itu.

Belakangan ini, Viny merasa ia tengah dihadapkan oleh pertanyaan alam. Pertanyaan yang selalu muncul di dalam otaknya saat ia tak sengaja dipertemukan dengan semesta.

Mengapa semesta hanya mempertemukan tapi tak berniat menjelaskan maksud dari pertemuan itu?

"Aaaah! Gue kenapa," gumamnya pelan.

Ia melirik jam tangan nya. Menunjukkan pukul delapan malam. Haruskah dia keluar malam malam seperti ini?

"Tidur. Lo harus tidur, Viny. Besok lo kelas pagi, oke. Tidur." perintah Viny pada dirinya sendiri.

Setelah memerintahkan tubuhnya untuk tidur, akhirnya Viny mulai meregangkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya. Ia mulai memejamkan matanya.

××

Rabu, 08.30 WIB.

Pagi ini, suasana taman di sekolah sangatlah sepi. Hanya ada beberapa orang yang melewati tanpa berniat bermain dikawasan taman. Posisinya, taman berada tak jauh dari lapangan utama. Kita bisa melihat para pelajar yang sedang olahraga di tengah lapangan sana. Dan kita juga bisa melihat seorang gadis dengan kacamata nya tengah duduk dibangku taman seorang diri. Ia hanya ditemani dengan eraphone serta novel yang belakangan ini selalu ia bawa.

Gadis itu tak memperdulikan sekitar. Bahkan, ia tak pernah mengalihkan pandangan nya.

"Boleh duduk di sini?" tanya seseorang yang mampu membangunkan gadis yang sibuk membaca itu.

Deeper [END] Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum