6

1K 118 3
                                    

×

”…. Ratu Vienny!!!”

.

.

.

.

Viny yang berada tidak jauh dari pengumuman yang tengah di lakukan di tengah lapangan sana. Sempat terkejut karena namanya yang disebut dengan begitu kencang, bahkan si kakak kelas itu meneriaki namanya melalui mic yang dipegang olehnya.

Gadis yang tengah duduk dibelakang sana ingin bangun, namun kakinya terasa sangat berat. Melangkah pun rasanya sangat sulit baginya saat ini.

Entah ini kebetulan atau sebuah keberuntungan, tapi Viny amat sangat bersyukur atas penerimaan dirinya di club panahan yang ada di sekolahnya.

Semua ini berkat Shania, gadis yang saat itu duduk bersamanya di bangku taman, bahkan memberinya saran untuk ikut club panahan itu.

Tapi tunggu,

Mengapa nama Shania tidak ada dalam daftar penerimaan anggota lima orang yang beruntung itu?

Mengapa hanya nama nya saja yang disebut sedangkan nama gadis yang mendaftar bersamanya tidak ada?

Lalu, ada di mana dia sekarang?

Begitu banyak pertanyaan yang melintas dalam pikiran Viny.

“Kemana gue harus cari dia?” tanya nya pada dirinya sendiri.

“Dia ada di taman.” Ucap seseorang yang berada tak jauh dari Viny. Seolah mengerti apa yang tengah Viny pikirkan, gadis itu pun membalikkan badan nya lalu menatap Viny dengan tatapan seolah bertanya.

“Shani..” gumam Viny pelan.

Gadis bernama Shani itu menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum. Ia kembali membelakangi Viny dan menatap kearah kerumunan yang terjadi di tengah lapangan sana. Ia menghela napas kasar sebelum kembali melanjutkan ucapan nya pada Viny.

“Mungkin ini pertama kalinya gue ber-terimakasih ke lo. Gue gak tau, apa yang dijelasin sama kak Veranda itu beneran atau enggak. Makasih, karna lo udah mau bilang ke kepala sekolah biar cabut masa skors gue..” jelas Shani tanpa berniat menatap Viny.

“Satu lagi,” Shani membalikkan badan nya menghadap Viny. Kemudian mengulurkan tangan kanan nya, “Selamat, lo jadi salah satu yang terpilih jadi anggota panahan di sekolah kita. Gue pergi dulu.”

Begitulah cara Shani untuk mengakhiri percakapan nya dengan Viny.

Ia tak ingin berlama-lama di sana, karena ada seseorang yang tengah menunggu Viny dikejauhan sana, dan Shani tau siapa orang itu.

Viny diam mematung melihat perubahan sikap Shani padanya. Menurutnya ini terlalu cepat, tetapi melihat Shani seperti itu, Ia merasa sangat senang. Gadis itupun beranjak bangun dari duduknya, lalu pergi meninggalkan tempat sebelumnya.

Saat hendak menaiki anak tangga, Viny menghentikan langkahnya.

“Shania..”

.
.

.
.

.
.

Disisi lain, Shani melangkahkan kakinya menuju rooftop. Ia menghela napas pelan lalu menunduk.
“Kenapa?” gumamnya.

“Apa harus gue? Kenapa kak Ve rela ngelakuin itu cuma buat gue?”

Shani menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangan nya. Hal yang saat ini menjadi puncak pemikiran nya adalah Kakak nya sendiri, Jessica Veranda.

Deeper [END] Where stories live. Discover now