Chapter 5

1.5K 293 27
                                    

Perihal kosekuensi patah hati, memang sudah seharusnya bisa kamu sanggupi ❞

┈˚ू ₒु ☆♬ ┈┈┈┈┈┈┈┈♬☆ ू ₒु˚ ┈

Lana mengerjap tak mengerti, entah bagaimana kini ia duduk disini, tepat di pinggir sungai dengan Jisung yang diam saja disebelahnya tanpa bicara sama sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lana mengerjap tak mengerti, entah bagaimana kini ia duduk disini, tepat di pinggir sungai dengan Jisung yang diam saja disebelahnya tanpa bicara sama sekali.

"Kalau lo mau nangis, nangis aja ngga papa. Gue bisa pura - pura tuli kok." Kata Jisung akhirnya memecah keheningan.

Lana lantas mendengus geli, menarik nafas dalam mencoba meringankan perasaannya. "Mana bisa pura - pura tuli, emangnya telinga kamu ada tombol cetekkan on-off nya?"

Jisung meringis, niat untuk terlihat keren gagal sudah, "Ngga ada sih, yaudah ntar buang aja deh telinga gue."

Mendengar itu, Lana sontak mendelik horror. Gadis itu memukul lengan Jisung begitu saja.

"Ngga usah ngadi - ngadi ya, Ji." Amuknya.

Jisung lantas tertawa lepas, terkekeh sendiri akan kebodohannya dan juga respon jenaka dari Lana.

"Ya abis lo diem doang dari tadi, orang tuh ya kalo patah hati pasti nangis kek apa kek. Bukannya mendadak jadi orang bisu kayak gini." Kata Jisung selanjutnya dengan nada mengngebu - ngebu.

Lana yang mendengar sontak melongo kecil, mendadak ia merasakan ada desiran geli yang menghampiri. Alih - alih merasa bertambah sedih, gadis itu malah tertawa pelan. Jisung diam - diam melirik menarik segaris tipis di ujung bibirnya.

"Kamu... udah pernah suka sama cewek belum?" Tanya Lana random.

Jisung menoleh, menautkan alisnya, memasang wajah berfikir. "Pernah."

"Serius? Terus gimana?"

"Ya ngga gimana - mana, lagian gue juga sukanya diem - diem."

Lana mengerutkan dahi, menatap Jisung seutuhnya. "Sampe sekarang masih suka?" Tanya Lana lagi.

Jisung menggeleng samar, "udah ngga sih, lagian dia udah bahagia sama yang lain."

Lana lantas menyorot sendu, sedangkan Jisung cengengesan bak orang gila. Gadis itu menggelengkan kepala tak habis pikir, masa sih Jisung ngga sedih sama sekali?

"Kok ketawa sih? Emang kamu ngga sedih?"

"Kata Bunda, kosekuensinya patah hati itu udah seharusnya bisa gue sanggupi. Lagi pula perihal temu ngga bakal selalu berujung satu kan?" Balas pemuda itu dengan senyum kecilnya.

Lana tercenung. Mendadak di hantam nelangsa sebab ia merasa gunda tiba - tiba. Sekali lagi ia menarik nafas panjang guna menenangkan isi kepala.

"Udah ngga usah sedih terus, ayo pulang." Kata Jisung sambil berdiri mengulurkan tangannya kepada Lana.

Love Song || NEW VERSION Where stories live. Discover now