PELAKOR

277K 14.7K 1.1K
                                    

Sekitar jam sembilan malam, Salsa ingin keluar rumah. Perutnya tak bisa dikondisikan, padahal tadi sudah makan mungkin dua porsi. Tapi tetap saja, perutnya seperti ingin diisi lagi. Sungguh mengenaskan.

Dia berniat keluar sendiri, tapi mengingat sudah malam, dan dia lapar sekali, dia lebih memilih untuk mengajak sepupu tercintehh.

Salsa
Dan, temenin gue cari makan. Gue laper banget zzz sumpah 😫

Cukup lama Dandi tak membalas pesannya. Mungkin hampir lima belas menitan.

Salsa
Dandi, bisa gak sih?
Cepetan!! Gue paling gak tahan kalo gak makan 😭

Salsa semakin geram. Dandi sama sekali tak membalasnya. Dia putuskan untuk menelpon mama Anjar, mamanya Dandi. Dan kata mama Anjar, Dandi sudah tidur sejak pulang sekolah tadi. Mwheee tumben.

Entah kenapa, pikiran Salsa kini tertuju pada kekasihnya. Eh, harus banget ya, panggil kekasih? Gak bisa Juna aja gitu? Salsa memilih untuk menghubungi Juna, siapa tau Juna mau menemaninya cari makan. Sumpah, dia butuh makan. Bisa-bisa Salsa tak bisa tidur.

Salsa
Juna
Juna oii
Woi Juna
Arjuna Megantara😫...

Juna
Apa sayang😍

Salsa
Temenin gue beli makanan

Juna
He? Sekarang juga nih?

Salsa
Iya. Gamau ya?

Juna
Wih, jelas mau lah. Aku jemput ya?

Salsa
Iya, thanks

Juna
Gak pake emoticon kiss gitu?

Salsa
Udah, gak aneh-aneh. Cepetan plis, gue laper

Read

___

Setelah Juna menjemput Salsa tadi, mereka kini sudah makan di salah satu penjual makanan pinggir jalan. Sate Madura. Sebenarnya, bisa saja Juna mengajak Salsa makan di restoran berbintang, namun Salsa lebih memilih untuk makan di pinggir jalan. Alasannya, sudah kelewat lapar. Tentu saja Salsa berbohong. Dia tau, Juna pasti mentraktirnya nanti. Bukannya kepedean, atau apa. Namun jika benar, setidaknya Salsa tak menghabiskan banyak uang Juna. Sate, paling-paling juga sepuluh ribu.

"Tumben banget ngajakin aku", ucap Juna saat dia menggigit sate tusuk pertama.

"Hm, tadinya aku mau ngajak Dandi. Tapi beberapa kali aku WhatsApp, gak pernah dibales. Lalu aku telpon mama Anjar, katanya Dandi udah tidur sejak pulang sekolah tadi".

"Terus, kamu inget aku, gitu?".

"Hm, iya", Salsa terus memakan satu persatu satenya. Bukan tusuknya.

Hening.

"Biasain kayak gini", ucap Juna setelah lama dilanda keheningan.

"Maksudnya?", tentu saja Salsa bingung.

"Kamu biasain aja ngomongnya pake 'aku kamu'. Barusan kamu lancar kok. Hehe kemajuan", Salsa menghembuskan nafas lelah. Fiuhh, Salsa pikir mau bahas apa?

"Hm, oh ya, aku ganggu gak, tadi?", Salsa lupa, dia tadi ngajak Juna secara dadakan. Siapa tau menganggu Juna?

"Enggak kok, aku tadi lagi main aja sama Kayla, di kamar", Juna tak melihat ekspresi Salsa kali ini. Sungguh, entah kenapa Salsa tercengang.

ARJUNA [TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang