Part 11

30.1K 4.7K 838
                                    

SUDAH terhitung lima hari sejak Taeyong tidak di perbolehkan bertemu dengan Jaehyun. Lelaki cantik itu sangat tersiksa! Bahkan melakukan panggilan video saja tidak boleh, oh sungguh, apa kedua orang tuanya itu benar-benar ingin menyiksanya?

Yang bisa Taeyong lakukan setiap harinya adalah meratapi nasib, ia hanya bisa saling bertukar pesan. Menelepon pun pasti akan di awasi oleh Ibunya! Lalu, di setiap harinya, Taeyeon akan selalu memberikan masker wajah, jus buah, dan segala tetek bengek lainnya untuk mempercantik kulit serta wajahnya.

Namun sepertinya sebentar lagi penderitaan Taeyong akan segera berakhir, bukankah pernikahannya akan di laksanakan dalam dua hari ke depan? Ah, memikirkannya saja berhasil membuat Taeyong gugup setengah mati, bagaimana jika nanti ia salah mengucapkan janji karena terlalu gugup?

Cklek

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sang Ayah yang tersenyum kecil padanya. Taeyong memutar kedua bola mata bosan, setiap jam pasti kedua orang tuanya akan datang untuk memeriksaㅡentah apa maksudnya itu, mungkin Ayah dan Ibunya takut jika ia melakukan hal nekat; seperti kabur dari rumah.

"Apa yang sedang anak Appa lakukan?" tanya sang Ayah yang memiliki nama lengkap Lee Donghae itu.

Mendengus, Taeyong menelungkupkan tubuh di kasur. "Appa tidak lihat apa yang sedang aku lakukan? Aku sedang bosan dan mungkin sebentar lagi akan mati karena rasa bosan ini." ujarnya jengkel.

Mendengar hal tersebut Donghae tertawa, lelaki tampan itu berjalan mendekati Taeyong dan duduk di tepi kasur si lelaki cantik. Bukankah waktu sangat cepat berlalu? Anak lelakinya yang dulu terlihat begitu kecil kini sudah tumbuh menjadi lelaki dewasa yang begitu menggemaskan.

"Taeyongie.." panggil Donghae lembut, sang Ayah mengusap rambut sang Anak dengan penuh kasih sayang.

Panggilan itu hanya di jawab dengan gumaman oleh Taeyong, bahkan kini ia sudah menenggelamkan wajah pada bantal; meskipun terasa sesak karena tidak bisa bernafas tapi ia tidak bisa menghentikan kegiatannya itu.

Pandangan Donghae melembut. "Appa sangat menyayangimu, kenapa waktu berlalu begitu cepat ya? Terkadang setiap malam, setelah Jaehyun melamarmu, Appa selalu memikirkan hal ini. Apa kau tahu apa yang Appa pikirkan?"

Akhirnya Taeyong mengubah posisi telungkupnya menjadi telentang; kedua bola mata besar itu menatap ke arah sang Ayah dengan tatapan penasaran.

"Apa Appa?"

Donghae tersenyum lebar, ia mencubit pipi Taeyong dengan gemas.

"Appa tidak rela melepaskanmu, melepaskan anak lelaki Appa yang selama ini selalu Appa jaga dengan baik. Semua apa yang Taeyong mau selalu Appa turuti, Appa juga tidak pernah memarahimu, apalagi melakukan kekerasan. Appa satu-satunya lelaki yang mencintaimu dengan tulus di dunia ini Taeyong. Appa hanya berpikir, apakah sudah tepat menyerahkanmu kepada Jaehyun? Menyerahkan satu-satunya permata Appa yang selalu Appa jaga dengan sepenuh hati?" nada suaranya terdengar begitu sedih.

Jujur saja, hati Taeyong tertohok. Selama ini memang Donghae tidak pernah memarahinya; apapun keputusan Taeyong, Ayahnya itu pasti selalu mendukung. Kecuali saat ia mengambil pelatihan untuk menjadi seorang pilot, disitu Donghae mendiamkan Taeyong selama seminggu. Bukannya apa-apa, hanya saja menjadi seorang pilot itu memiliki resiko yang sangat besar. Sebagai orang tua; tentu Donghae tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadap sang anak.

Kedua mata Taeyong berkaca-kaca, ia bangun dari tidurnya dan langsung memeluk sang Appa dengan begitu erat. Menenggelamkan wajahnya di bahu lelaki yang selama ini selalu menjaganya. "Appa.." ia tidak tahu apa yang harus ia katakan, yang bisa Taeyong lakukan adalah menangis sembari memeluk sang Ayah.

My Pilot《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang