Part 20

33K 3.9K 2.6K
                                    

AIR mata tidak bisa berhenti untuk keluar, Taeyong memandang televisi besar di ruang keluarga bersama Ibu dan Ayahnya. Ketiga orang itu mengalami kesedihan yang sama; hanya saja Donghae tidak menangis, namun wajahnya terlihat begitu lesu, sementara Taeyeon terus memeluk Taeyong. Ibu dan anak itu menangis tanpa suara.

Mereka bertiga menonton siaran berita yang liveㅡdari Jepang. Negara itu kembali mengalami gempa sebesar sembilan skala richter. Hingga menimbulkan tsunami dan juga cuaca buruk di udara; yang jelas negara tersebut hampir hancur. Semua jalanan terlihat berantakan, begitu banyak bangunan yang runtuh. Belum lagi jaringan komunikasi disana dinyatakan dalam keadaan buruk.

Korban jiwa berjatuhan, angkanya begitu fantastis. Taeyong bahkan tidak bisa berpikir lagi, tujuan penerbangan Jaehyun sudah jelas adalah Jepang dan sekarang negara tersebut sedang di landa oleh bencana alam yang sangat besar! Menewaskan beribu-ribu manusia.

"Taeyong.." panggil Donghae lembut, terdengar kesedihan di dalam nada suaranya. "Apapun yang terjadi, kau harus bisa menerima semuanya dengan berlapang dada.."

Otomatis Taeyong menggeleng, ia menatap Donghae dengan mata memerah. "J-jaehyun hyung sudah berjanji untuk kembali.. Ia pasti akan kembali.."

"Sayang," tangis Taeyeon pecah, ia memeluk Taeyong semakin erat dan menaruh kepala di bahu anak tunggalnya.

Kenapa semua ini bisa terjadi? Demi Tuhan Taeyong dan Jaehyun baru saja menikah dua minggu yang lalu! Belum lagi lelaki cantik itu sedang mengandung buah hati mereka, tapi kenapa hal buruk harus terjadi secepat ini?

Menghela nafas, Donghae akhirnya memilih untuk tidak berbicara. Memang sangat berat untuk menerima semuanya, apalagi berita di televisi hanya tayang selama beberapa menit karena koneksi di Jepang melemah. Mereka bertiga belum tahu jelas tentang kabar Jaehyun, namun jika memang cuaca begitu buruk; maka kemungkinan selamat pasti sangat kecil.

Suara isakkan terdengar begitu jelas disana, Taeyong merasa hatinya kosong. Suara Jaehyun kembali terngiang-ngiang di dalam kepala; apalagi momen manis mereka yang juga terus terulang. Semuanya begitu manis, ucapan Jaehyun juga mengandung banyak makna.

'We're only here today'

Apa itu sebabnya Jaehyun selalu ingin menghabiskan setiap detiknya bersama Taeyong? Karena lelaki tampan itu sudah memiliki firasat bahwa hal ini pasti akan terjadi? Oh demi Tuhan, Taeyong tidak bisa menahan semua ini lebih lama lagi. Semakin lama kepalanya terasa semakin pening, perlahan tubuhnya terkulai lemah di pelukan sang Ibu.

Taeyong sangat lelah, matanya terasa berat.. Ia ingin tidur sebentar saja, berharap setelah ini ia akan terbangun dan semua kejadian ini hanya bagian dari mimpi terburuknya.

.
.

Suara bel yang di bunyikan berhasil membuat Taeyong membuka mata secara perlahan, ia bisa merasakan jika matanya sembab, mungkin karena menangis semalaman. Menoleh ke samping, ia menemukan sang Ibu yang juga tertidur di sofa yang lain. Ah jadi mereka semua tertidur di ruang keluarga?

Ia bisa melihat Donghae perlahan bangun dan melemparkan tatapan hangat padanya. Ayahnya itu tidur di sofa yang terletak tepat di sebelah ibunya.

"Biar Appa yang membukakan pintu.." ujarnya sembari merenggangkan otot tubuh dan berjalan ke depan.

Karena Taeyong ingin tahu siapa yang berkunjung, ia segera melepas selimut yang membungkus tubuh; mungkin Ibu atau Ayahnya yang menaruh selimut itu semalam. Ia mengucek kedua mata dan meringis saat merasakan perih, ini benar-benar buruk.

Jadi kejadian semalam bukan mimpi ya? Seketika air mata Taeyong kembali merebak keluar, membayangkan Jaehyun yang tidak akan pernah pulang kerumah berhasil membuat hatinya teremas.

My Pilot《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now