#As2. Bagian 03

16K 1.2K 44
                                    

Jangan baca di waktu-waktu sholat
&
Utamakan membaca Al-quran
°°°

"Belajar yang rajin, jangan suka tidur di kelas!" tutur Ahnaf kepada putrinya begitu mobil yang ia kendarai terparkir tepat didepan gerbang sekolah Bhira.

"Iya Abi. Bhira mana pernah tidur di kelas? Kelas itu buat belajar bukan untuk tidur siang," jawab Bhira membuat Ahnaf mengulas senyum bangga seketika.

"Pinter. Gih, sana masuk. Keburu bel nanti," Ahnaf mengulurkan tangannya untuk dicium Bhira.

"Siap! Assalamu'alaikum," katanya setelah mencium punggung tangan Ahnaf.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah."

Bhira lantas keluar mobil. Namun tidak langsung melesat ke dalam sekolah, melainkan berdiri disamping mobil ayahnya.

"Loh, kenapa masih di situ?" tanya Ahnaf.

"Hehe, nungguin Abi jalan dong."

"Masyaa Allah, kebiasaan Bhira ya? Ya udah Abi jalan dulu."

"Abi hati-hati. Inget yang di rumah sama di sekolah loh ya.."

Bhira terkekeh geli mendapati tatapan tajam ayahnya itu. Kemudian Ahnaf pun mulai melajukan mobilnya kembali, meninggalkan Bhira yang masih berdiam diri didepan gerbang sampai mobil ayahnya tidak terlihat.

Setelah mobil ayahnya benar-benar tidak terlihat, Bhira lalu membalikkan tubuhnya untuk segera memasuki sekolah yang sudah satu tahun lebih menjadi tempat menimba ilmunya itu.

Bhira melangkahkan kakinya dengan ritme sedang, tidak lambat pun tidak cepat. Menyusuri koridor yang tampak cukup ramai dari biasanya.

Saat di belokan koridor pertama, seseorang memanggil namanya yang sontak membuat Bhira menghentikan langkah dan menoleh ke sumber suara.

"Bhi!" Seru seseorang memanggil namanya lagi.

Bhira menoleh kanan-kiri. Tidak ada tanda-tanda seseorang yang memanggilnya itu. Yang ada hanyalah beberapa siswa yang tampak asik berbincang sendiri.

'Mungkin hanya orang iseng,' batinnya.

Baru saja Bhira hendak melangkah kembali, tiba-tiba seseorang berdiri tepat dihadapannya. Bahkan hampir saja ia menabraknya jika tidak cepat sadar ada makhluk berperawakan tinggi didepannya.

"Astaghfirullah!" kaget Bhira.

"Hai, hehe.." ucapnya dengan cengiran khasnya membuat Bhira menghela napas, menyadari siapa yang tengah membuatnya terkejut itu.

"Apa?" tanya Bhira datar.

"Datar amat kek Mr. Wall," jawabnya.

"Mr. Wall?"

"Iya, Mr. Wall. Nggak tahu?"

Bhira menggelengkan kepalanya pelan. Lelaki dihadapannya itu sontak tertawa terbahak-bahak. "Wahaha, itu tembok Bhira Kembara!" ucapnya tanpa menghentikan tawanya.

"Ih, Abi sama Ummi nggak pernah ngasih kata 'Kembara' diakhir namaku ya! Dasar Kakak tua!" kesal Bhira membuat lelaki yang notabene-nya sebagai teman sejak kecilnya itu semakin tertawa lebar.

Kavlan Alma-Danis Diwijaya. Ya, lelaki yang sudah membuat jengkel Bhira dengan sebutan nama asal-asalannya itu adalah Kaka. Teman masa kecil Bhira hingga saat ini, yang merupakan anak dari sahabat orang tuanya.

"AHNAF" ( الزوج المثالي )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang