#As2. Bagian 05

12.7K 1.1K 46
                                    

Jangan baca di waktu-waktu sholat
&
Utamakan membaca Al-quran
°°°


"Mau pake lauk apa?" Hanna bertanya dengan piring berisi nasi yang sudah berada di tangannya.

"Terserah," jawab Ahnaf.

"Lauknya nggak cuma satu, Mas. Sebutin aja sih," ujar Hanna dengan nada yang tidak biasa.

"Terserah kamu mau ambilin yang mana, pasti aku makan."

Kali ini Hanna mengalah dan lebih memilih cepat-cepat mengambilkan makanan yang tersedia di atas meja makan untuk suaminya.

"Makasih," kata Ahnaf begitu piringnya sudah lengkap terisi oleh beberapa lauk pauk.Hanna mengangguk, lalu beranjak duduk dan beralih mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Pagi ini meja makan hanya diisi oleh dua orang suami-istri tersebut. Putrinya? Sekitar pukul 06.15 tadi Bhira sudah pamit berangkat sekolah. Katanya ada beberapa tugas yang lupa belum ia kerjakan dan harus dikumpulkan hari ini juga. Alhasil ia berangkat pagi-pagi untuk bisa mengerjakan di sekolah bersama temannya.

Suasana di meja makan mendadak hening. Hanya ada suara alat makan yang beradu. Sedang kedua insan ini sama-sama terdiam menikmati sarapan pagi masing-masing.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk keduanya menyelesaikan sarapan. Usai makanan di piring suaminya habis begitu pula dengan piringnya, Hanna berdiri dan meraih satu per satu piring di meja untuk dipindahkan ke dapur.Ahnaf hanya diam. Sesekali melihat istrinya yang sibuk membereskan meja makan.

Semenjak adu argumen tadi subuh Hanna terlihat banyak diamnya. Wajahnya datar tanpa guratan senyum layaknya biasa. Bahkan dilihat dari nada bicaranya Ahnaf tahu istrinya itu saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Selesai melaksanakan sholat subuh berjamaah, Ahnaf mulai bersiap-siap untuk bekerja. Berkas-berkas yang semalam belum ia selesaikan satu per satu ia masukkan ke dalam map.

Waktu masih menunjukkan pukul 5 lebih 5 menit. Masih cukup jika digunakan untuk menyelesaikan pekerjaannya yang semalam sempat tertunda, pikirnya. Ia pun segera membuka laptopnya guna memanfaatkan waktu sebelum Ia berangkat ke kantor nanti.

"Loh, Mas Ahnaf udah pulang?" tanya seseorang yang tak lain adalah istrinya.

"Hm, udah. Habis ngapain?" tanya balik Ahnaf tanpa menoleh ke arah Hanna yang berjalan dari kamar mandi.

"Habis sholat tadi, terus ke kamar mandi."

Ahnaf mengangguk-anggukkan kepalanya. Sedangkan Hanna perlahan mendekati suaminya yang duduk ditepi ranjang dengan menghadap laptop.

"Pagi-pagi kok udah nyetuh kerjaan," gumam Hanna namun masih terdengar di telinga Ahnaf.

"Harusnya kamu bersyukur punya suami rajin kayak gini."

"Rajin apaan, rajin kalau kepepet aja bangga."

Ahnaf tertawa ringan mendengar ucapan Hanna itu. Memang realitanya seperti itu. Ia tidak akan se-rajin ini jika bukan dalam keadaan darurat seperti saat ini.

"Hehe, Hanna memang istri yang paling ngerti deh. Jadi makin sayang," Ahnaf menoleh dan mencium singkat pelipis Hanna.

"Jadi gimana?" tanya Hanna membuat Ahnaf mengernyitkan dahinya bingung. "Gimana apanya?" Hanna menghela napas. Suaminya itu ternyata belum paham juga.

"Yang semalam? Tentang penawaran itu? Ish, masa lupa?" geram Hanna.

Ahnaf menghentikan aktivitasnya sejenak dan berpikir. "Oooh, inget kok. Tapi sedikit lupa, hehe. Bisa di replay?" kata Ahnaf dengan cengiran khasnya.

"AHNAF" ( الزوج المثالي )Where stories live. Discover now