#As2. Bagian 07

11.7K 1.1K 66
                                    


Jangan baca di waktu-waktu sholat
&
Utamakan membaca Al-quran
°°°

"Dek, kalau digombalin sama Kaka tuh jangan mau."

Bhira yang tadinya hendak mengambil gelas berisi air putih di meja sontak mengurungkan niatnya, kemudian beralih menatap lelaki disampingnya yang berstatus sebagai ayahnya itu.

"Digombalin? Kapan, Bi?" alih-alih menjawab ia justru bertanya.

"Ya kapan aja, pokoknya jangan mau. Nanti kalau kamu baper gimana? Ribet jadinya."
Bhira tertawa pelan mendengar penuturan ayahnya.

"Apa sih, Bi? Mana ada Bhira baper. Orang dianya emang suka bercanda kok," jawab santai Bhira.

"Ya tapi Abi nggak suka kalau anak perempuan Abi digombalin laki-laki yang sudah jelas bukan mahromnya."

"Hm, iya." Bhira lalu kembali mengulurkan tangannya untuk meraih gelas di atas meja.

"Kamu nggak belajar kah?" tanya Ahnaf. "Belajar kok, nanti." Jawabnya usai meneguk habis air putih dalam gelasnya.

Ahnaf mengangguk-anggukkan kepalanya. Keduanya lantas diam beberapa saat. Bhira yang fokus menonton salah satu tayangan tv, dan Ahnaf yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

Sepersekian detik kemudian Ahnaf menghentikan aktivitasnya dan menutup laptop di pangkuannya. "Abi ke atas dulu ya, kamu cepet belajar. Kalau ngantuk ya langsung tidur, jangan dipaksa. Besok pagi masih bisa," tutur Ahnaf sebelum beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Abi mau ngapain? Ini masih jam--" Bhira menoleh singkat ke arah dinding untuk memastikan, lalu melanjutkan perkataannya, "9 kurang."

"Abi mau lihat Ummi udah selesai nyetrikanya apa belum. Kasihan, udah malam." Bhira membulatkan bibirnya. Setelah itu ia langsung mengangguk paham.
Tanpa menunggu lama lagi Ahnaf pun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Sudah lebih dari 30 menit yang lalu Hanna pamit untuk menyertika baju di kamar dan sampai saat ini ia belum kunjung turun. Oleh karena itu, Ahnaf ingin mengecek apakah ibu dari anaknya itu sudah menyelesaikan pekerjaannya atau belum.

'Cklek'

Knop pintu terbuka. Bersamaan dengan itu suara seseorang tengah mengaduh terdengar di telinga Ahnaf.

"Astaghfirullah, Hanna?!" pekik Ahnaf ketika melihat istrinya yang mengaduh seraya memegangi tangannya. Ia sontak berlari ke arah Hanna yang kini sedang berdiri didepan papan setrikaan.

"Kamu nggak papa? Mana yang sakit?" tanya Ahnaf khawatir begitu sampai dihadapan Hanna dan meraih tangan istrinya tersebut.

Hanna hanya diam. Wajahnya menahan rasa sakit dan panas yang tiba-tiba menjalar di tangan kirinya. "Sakit, panas," lirih Hanna. Ahnaf yang mendengar itu seakan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Hanna. Diraihnya dengan hati-hati tangan Hanna, lalu ditiupnya lembut untuk menghilangkan sedikit rasa sakit istrinya.

"Kenapa sampai kayak gini sih? Kamu nggak hati-hati ya?" tanya Ahnaf pelan.

"Hanna kaget pintunya tiba-tiba kebuka. Jadi nggak sengaja setrikanya meleset dan kena tangan Hanna," jawabnya membuat Ahnaf menatap wajah Hanna tidak tega.

"AHNAF" ( الزوج المثالي )Where stories live. Discover now