PROMISE - Part 25: Sebuah Kekhawatiran

162 10 0
                                    


-----------------3am---------------

"Apa?! Bunda masuk rumah sakit??!" pekik Angel saat mendengar kabar bu panti masuk RS dari teman-temannya. Saat itu Angel, Rahmi, Debo dan Obiet sedang ngumpul, duduk-duduk di bangku yang ada di koridor depan kelas.

"Iya gel..." sahut Rahmi. Wajah Angel nampak begitu khawatir sekarang.

"Kok ga ada yang ngasih tau gue? Trus gimana bunda sekarang?" ratap Angel agak sedih.

"Yaa udah gak papa sih... tapi, hari ini hasil tesnya udah keluar katanya..." kini Obiet yang menjawab.

"Eh itu Sion, SION!" panggil Debo setelah melihat sosok Sion yang berjalan menuju kelas bersama Riko, dan Iel. Sion. Sion yang merasa di sapa, tersenyum, lalu segera mendekati Debo dkk. Dibelakangnya, Riko dan Iel menyusul dengan ekspresi heran. mereka berdua belum tau kejadian Sion yang sudah damai dengan Debo dkk yang lalu.

"Hei, semua... Bunda kalian gimana?" sapa Sion ramah.

"Udah lebih baikan kok..." jawab Debo

"Kok Sion bisa tau bunda masuk RS?" tanya Angel heran.

"Oh itu, kemaren Sion yang nemuin bunda pingsan dan langsung bawa bunda ke RS gel..." sahut Debo lagi.

"Kalau ga ada Sion, mungkin bunda kemaren ga bisa mendapat penanganan medis cepet.." jelas Obiet juga. Angel yang dijelaskan hanya mengangguk-ngangguk sambil memandang Sion dengan pandangan kagum, berterimakasih, sekaligus ga percaya.

"Bener gitu yon? Wah baru kali ini gue bangga punya temen kaya loe..." ujar Iel sambil nepok-nepok pundak Sion.

"Jadi pahlawan nih ceritanya..." ucap Riko juga. Sion yang dipuji-puji, idungnya langsung kembang kempis, kelewat bangga sama dirinya sendiri.

"Ciee.. Sion... Statusnya sekarang pahlawan nih, bukan tukang rusuh lagi... " kata Cakka yang baru saja keluar kelas menjumpai mereka semua dan langsung ngacak-ngacak rambut Sion. Sion langsung mendorong bahu Cakka, ga terima dibilang tukang rusuh sekaligus karena rambut kerennya di acak-acak.

"Sialan loe! Bedain ya, tukang bikin rusuh sama orang iseng.. hehe..." sewot Sion sambil benerin jambulnya. Cakka cuma nyegir jail.

"Kalau gitu thx ya yon.... ga nyangka gue, orang kaya loe bisa ngelakuin hal kaya gitu, kalau bukan Obiet sama Debo yang bilang, gue mungkin ga bakal percaya, hehe..." ucap Angel kemudian.

"Wahh.. emang gue separah itu ya, sampai loe ga percaya gue bisa baik juga? orang cakep kaya gue emang luarnya aja kaya perusuh, tapi dalemnya kaya malaikat... gue ga mau sok pamer aja kok, hehe..." jawab Sion

"Alahh loe yon! Gaya segayung! Itu barusan apa namanya kalau ga pamer!" sahut Riko sambil nonyor kepala Sion. Sion cuma cengengesan.

"Iya, emang sih kaya pahlawan, tapi ujung-ujungnya maksa minta anterin pulang juga! Pahlawan ga modal tuh namanya... Haha..." ledek Cakka lagi. Sion sedikit mendelik, lalu masang tampang coolnya.

"Yaa mau gimana lagi, sang pahlawan yang inikan ga bisa terbang pulang sendiri, kalau keabisan ongkos dan ga ada yang bersedia ngasih tumpangan, tamatlah riwayat, pulang nyeker, jalan kaki.. Hehe..." sahut Sion

"Hehe... Yah, mungkin cuma itu yang bisa kita bales dari kebaikan loe, kalau hanya nganterin pulang, kayanya masih belum cukup untuk ngungkapin rasa terima kasih kita ke loe... yah, pokoknya thx banget yon..." kata Debo.

"Iya yon, sekali lagi thx banget. Dan ntar siang loe mau kan ikut kita jenguk bunda? Bunda pasti seneng bisa ketemu loe..." ajak Obiet.

"Iya yon, bunda pasti pengen banget ketemu sama orang yang nolong dia..." kata Rahmi juga. Sion tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk sambil terus tersenyum bangga. Riko menatap aneh ke Sion.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang