PROMISE - Part 44: Lose

203 12 0
                                    


------------------3am-----------------

Gerimis hujan turun membasahi bumi di senin pagi itu. Udara dingin turut menyertai tetesan air hujan yang jatuh satu persatu itu. Seorang gadis membuka tirai jendelanya dan menatap riang tetesan-tetesan air hujan yang turun sambil sesekali menerpa kaca jendelanya itu. Senyumnya sesaat mengembang. Tampak tak ada sedikitpun kekecewaan melihat hujan itu meskipun sebentar lagi dia harus keluar rumah. Hujan itu tampaknya tidak akan bisa mengurangi semangatnya untuk pergi ke sekolah hari itu. Hubungannya dengan sahabatnya, Via, yang telah membaik di malam minggu yang lalu tentu saja membuat dia punya satu alasan lagi untuk lebih bersemangat pagi itu. Dan karena itulah dirinya yakin bahwa langkahnya hari itu pasti akan jauh terasa lebih ringan.

Perlahan ia buka jendela kamarnya, dan ia hirup udara yang menyeluak masuk ke ruangan itu. seketika bau hujan memenuhi indera menciumannya. Sekali lagi senyumnya mengembang mencium bau hujan yang terasa begitu merilekskan dirinya itu. Puas melihat hujan, ia pun segera berbalik dan membereskan segalanya sebelum berangkat kesekolah. Setelah selesai bersiap, dengan langkah riang, ia pun keluar kamarnya dan segera menuju ruang makan untuk sarapan bersama orang tuanya yang telah menunggunya di bawah.

Tin tin!!

Sedang asyik menikmati sarapannya, tiba-tiba Ify mendengar suara klapson mobil dari depan rumahnya. Ify sesaat menolehkan kepalanya menuju arah depan rumah, dimana suara itu berasal. 'Pasti Iel' benak Ify. Dan dugaannya tak salah, karena selang beberapa detik kemudian HP di kantongnya telah berbunyi. Sebuah panggilan masuk menunggu untuk diangkat. Di layar tertulis nama 'Lei' yang tak lain adalah Iel. Ify segera menekan tombol hijau di HPnya dan menyahuti panggilan itu.

"Hallo"

"Fy... gue udah di depan. Buruan nyusul. GPL yaa..."

Klik. Telepon di tutup. Ify sontak menatap ke layar yang beberapa saat yang lalu menampilkan nama lei itu dengan wajah sedikit kesal.

"Dihh... langsung di tutup. Ga sopan amat ni bocah. Pake nyuruh-nyuruh gua lagi" dumel Ify. Tapi meskipun agak kesal diperlakukan Iel seperti itu, toh dia segera menghabiskan juga sarapannya itu, dan segera bergegas menyusul Iel yang telah menunggunya di depan rumahnya.

"Ma, Ify berangkat dulu ya. Iel udah nunggu di depan tuh. Ntar tambah cerewet nih kalo Ify kelamaan nyusulinnya... Dah mama..." pamit Ify pada mamanya yang juga tengah sarapan.

"Hati-hati yaa..." kata Mama Ify sambil tersenyum menyambut kecupan kilat yang diberikan Ify sesaat sebelum ia melesat ke luar rumah.

"Sayang, jangan hujan-hujanan, pakai payung...." Pesan mamanya.

"Gak usah maa... gerimis doang kok..." teriak Ify. Karena mobil Iel sudah menunggu tepat di depannya, Ify pun tanpa pikir panjang langsung menerobos gerimis hujan itu. Dan dalam hitungan beberapa detik kemudian, Ify sudah berada di jok belakang mobil Iel.

"Lama amat loe!" omel Iel yang duduk di jok depan, telah berbalik menghadap Ify di jok belakang. Ify hanya sedikit melirik Iel.

"Iya sorri aki-aki cerewet...." Sahut Ify sambil memeletkan lidahnya yang langsung disambut towelan Iel di kepala Ify.

"Yee... udah pinter ngeedek ya sekarang.. haha...." Tawa mereka berdua pun pecah seperti mobil Iel yang juga telah mulai memecah hujan, menerobos jalanan.

"Oiya Fy, papa loe udah berangkat kerja ya? Kok mobilnya udah gak ada tadi?"

"Papa lagi keluar kota. Jadi makasih ya jemput pagi ini, kalo gak gue naik taksi tadi, hehehe...."

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang