Tiga

6.1K 248 19
                                    

Pensi pun tiba…

Seluruh penonton mengangkat tangan dan mengayunkannya ke kiri dan ke kanan. Menikmati alunan musik yang dipersembahkan oleh Yanti dan Rara. Mereka berdua menyanyikan lagu Davichi – This Love. Lagu Korea yang amat galau dan sedang nge-hits saat ini.

Tengah bernyanyi tanpa sengaja kedua bola mata Rara menabrak sosok Raka yang tengah berdiri di kerumunan penonton lainnya. Raka terlihat tersenyum padanya seakan menikmati nyanyian yang Rara persembahkan. Rara tersentak. Tidak mungkin itu adalah Raka yang sudah tiada.

Rara sadar dari lamunannya ketika Yanti menyenggolnya. Ternyata sudah gilirannya untuk menyanyikan lirik selanjutnya. Beruntunglah ia sadar tepat waktu sehingga tidak ada kesalahan fatal. Seusai gilirannya Rara kembali menoleh tempat dimana Raka berdiri. Dan benar. Itu hanya ilusinya.

Semua penonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Namun Rara tak peduli dengan hal itu. Ia langsung turun dari panggung dan berjalan cepat menuju kelas Raka yang berada di ujung. Ia buka pintu dan berjalan menuju bangku Raka. Kembali teringat akan dulu setiap pergi sekolah ia selalu menginjak kursi Raka dengan sepatunya. Aneh memang, tapi jejak sepatunya sebagai tanda ucapan selamat pagi dan penyemangat untuk Raka.

Rara menerawang laci meja Raka berharap ada barang miliknya yang tertinggal. Dan benar ia menemukan lima lembar foto. Foto itu bukanlah foto Raka melainkan seorang gadis yang ditutupi dengan kain putih. Di kepala gadis itu terdapat banyak lumuran darah. Rara melihat foto lainnya dan semuanya hanyalah foto gadis yang sudah mati itu. Namun di foto terakhir ia melihat gadis itu tersenyum sembari menggandeng dua cowok yang juga tersenyum manis.

“Raka dan… cowok pembunuh?”

Rara tersontak kaget. Ternyata Raka berteman dengan cowok pembunuh dan gadis yang sudah mati itu. Bahkan dalam foto itu mereka bertiga terlihat sangat akrab. Rara mengira mereka terlibat cinta segitiga. Tapi wajah gadis itu sangat mirip dengan Willy.

Rara keluar dari kelas Raka dan duduk di kursi penonton. Mengamati kembali tiap lembar foto yang penuh dengan misteri dan semakin membuatnya bingung. Ia bahkan tak sadar bahwa yang sedang tampil saat ini adalah seorang dance cover. Dan salah satu personilnya adalah Willy. Willy tersenyum melihat Rara yang sedaritadi ia cari. Ada rasa kecewa karena Rara tidak melihat penampilannya. Padahal semua cewek sedang histeris melihat dancenya yang sangat berkarisma.

Keningnya mengerut melihat lembaran foto yang ada di genggaman Rara. Ingin rasanya menghampiri Rara namun tak bisa karena sekarang ia sedang menampilkan bakatnya dengan teman-temannya yang baru datang kemarin dari Korea Selatan.

Di tengah dance Willy dan teman-temannya mengeluarkan setangkai mawar merah yang akan diberikan pada penonton. Mereka pun berpencar dan memberikan bunga pada penonton yang menurutnya menarik. Willy hendak memberikannya pada Rara, naasnya Rara sudah menghilang. Dengan perasaan kecewa Willy kembali memasukkan bunganya dalam saku celana. Ia sama sekali tidak niat untuk memberikannya pada penonton lain. Rencananya sudah bulat bahwa bunga ini harus sampai di tangan Rara.

“Da, kamu lihat Rara, gak?” tanya Willy menahan langkah Aida.

“Dia di kelas. Sikapnya aneh banget.” jelas Aida lalu pergi.

“Wew, siapa itu, hyung? Cantik banget kayak orang Korea.” gumam Kwang Min kembaran Willy.

Kwang Min adalah saudara kembar Willy. Hanya saja mereka berpisah karena Kwang min tidak mau sekolah di Indonesia dan tetap melanjutkan pendidikannya di Seoul. Sementara Willy ingin sekolah di Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang tak kunjung terungkap misterinya.

“Itu Aida teman sebangku Rara.”

“Rara? Gadis yang kamu ceritakan itu, kan? Pasti dia cantik juga.”

Psikopat [REVISI] ✓Where stories live. Discover now