Enam

4.2K 182 0
                                    

Tanpa semangat sama sekali Rara membuka pintu rumahnya.

Sunyi senyap.

Suram.

Di keadaan seperti ini pun dia harus menerima kesepiannya yang tinggal seorang diri. Tanpa kasih sayang yang seharusnya ia terima.

Cermin itu...

Rara berjalan mendekati cerminnya. Ia terkejut. Di cermin itu terdapat darah yang bertuliskan 'Tolong aku, Ra.' Ternyata hantu itu belum pergi dari rumahnya. Rara semakin takut, seakan seseorang telah mendekapnya erat membuat Rara tak bisa bergerak. Matanya hanya tertuju pada cermin yang berganti tulisan lagi.

'Aku tidak bersalah.'

'Kau harus menyelamatkanku.'

'Raka'

Darah itupun hilang. Cermin Rara kembali terlihat bersih seakan-akan tak pernah ada darah yang menempel. Rara terbelalak. Di cermin itu tepat dibelakangnya muncul sosok Raka. Wajahnya pucat namun bersinar. Ingin sekali Rara memeluknya. Namun Raka memberi isyarat untuk jangan menoleh ke belakang dan tetap menghadap ke cermin.

"Kamu bersalah, Ka. Semua bukti sudah jelas." ucap Rara berusaha menahan air mata.

"Bukan aku yang melakukannya."

"Kenapa kamu gak tanggung jawab aja? Kenapa harus putus dan kalian berdua berakhir dengan nyawa?"

Raka terdiam. Kedua bola matanya menyiratkan rasa bersalah. Namun Rara tak mengerti ia merasa bersalah pada siapa. Karena sedaritadi Raka terus menatapnya iba.

"Ada sesuatu yang tidak mereka ketahui. Kau harus membuktikannya."

"Sesuatu apa?"

Rara telah melakukan kecerobohan besar. Ia sangat penasaran hingga tak sadar telah membalikkan badannya. Bayangan Raka pun hilang seketika. Rara terduduk lemas. Ia menangis sejadinya.

Bukan ini kisah yang ia inginkan. Menyukai seseorang, memendamnya cukup lama, rela menanti, namun hasil yang ia dapatkan justru tak sesuai dengan perjuangannya.

Saat itu Raka memang cowok yang cukup populer di sekolah. Rara pun tau banyak cewek diluar sana yang juga mengejar Raka sama sepertinya. Tapi mengapa harus ia yang terjerat dalam masalah Raka? Mengapa harus ia yang memecahkan sebuah misteri yang ujungnya sudah pasti akan menyakitkan?

Rara memeluk kedua lututnya, menelungkup kan wajah, meneteskan semua air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya. Dulu hanya Raka satu-satunya orang yang membuat Rara merasa hidup disaat kedua orang tuanya mengabaikannya, meskipun Raka tak dekat dengannya. Hanya Raka. Kini Raka sudah tiada, dan ia terperangkap dalam sebuah misteri yang harus ia pecahkan.

Psikopat [REVISI] ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora