Part #1

5.4K 395 13
                                        

"Hei, Hyung! Bukankah hari ini kita ada jadwal latihan?" tanya seorang laki-laki yang memiliki kawat gigi yang membuatnya terlihat begitu menggemaskan saat sedang berbicara.

Yang Jeongin, nama anak laki-laki dengan tahun kelahiran 2001.

"Iya, tapi sepertinya aku tidak akan datang hari ini!" jawab laki-laki didepan Jeongin yang tengah di sibukkan oleh beberapa kertas dan buku berserakan di hadapan mereka.

Bang Chan, namanya laki-laki yang memiliki selisih 4 tahun itu.

Chan hari ini memang sedang sibuk akan beberapa kasus yang harus ia selesai kan secepatnya, banyak orang yang sudah mendesaknya untuk segera menyelesaikan semua misi yang kini tengah ia garap.

Chan sendiri memiliki kerja sampingan yaitu menjadi tangan kanan sebuah kantor kepolisian di distric tempat nya tinggal, karena kemampuan nya yang di atas rata-rata Chan di minta untuk bergabung dan menjadi bagian anggota yang sangat tidak diketahui keberadaannya. Bisa dibilang pekerjaan Chan ini bersifat rahasia, bahkan Jeongin anggota termuda itu kadang merasa aneh tentang pekerjaan Chan yang di katanya adalah menjadi sebuah penulis majalah karena Jeongin juga sempat beberapa kali tak sengaja melihat Hyung tertuanya itu berkutat pada berbagai alat canggih dan sangat tidak dimengerti olehnya.

Selain Chan dan Jeongin, di dalam apartement yang bisa dikatakan sangat mewah ini juga tinggali 7 orang lainnya. Mereka semua bersaudara, ayah dan ibu mereka bekerja di suatu lembaga pemerintahan di Sydney menjadi bagian penyelidik dan mata-mata terpercaya di negara itu. Dan tidak bisa di elakan lagi dari pekerjaan orang tua mereka turun dan ikuti oleh Chan, Hyunjin, dan Changbin yang menggeluti dunia yang sama dengan kedua orang tuanya.

"Ah! Hyung boleh aku meminjam alat sidik jarimu?" tanya seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan Chan dan Jeongin berada sekarang,

Lee Felix.

"Buat apa?" tanya Chan yang sedikit tidak mengerti kenapa adiknya yang satu ini meminta alat yang sangat penting untuk pekerjaan nya, dan sedikit rasa khawatir.

"Tenanglah, hyung! Aku hanya sedang melancarkan misi ku saja!" jawabnya dengan menungging kan senyumnya hingga membuat empat pasang mata di hadapannya tidak mengerti misi apa yang di maksud oleh seorang Lee Felix.

Chan tau bahwa Felix memiliki kemampuan yang juga sangat bagus. Ia bisa melacak sama seperti nya, tapi Felix lebih melakukan nya karena atas dasar percobaan.

Dulu, 3 bulan yang lalu tepatnya. Felix melakukan penyelidikan kasus kematian seorang barista di sebuah cafe di distrik mereka tanpa di ketahui oleh saudaranya yang lain, waktu itu Felix melakukan nya karena di rasa pihak kepolisian kurang tanggap dan kacap terhadap kasus yang harus menewaskan barista yang cukup Felix kenal itu.

Hingga tanpa diketahui, Felix melangkah terlalu jauh atas pemikiran percobaannya di dunia yang Chan geluti. Ia mencari informasi dan bahan-bahan yang ia kumpulkan dari beberapa sumber dan tempat-tempat sekira Felix berhubungan langsung dengan barista tersebut.
Hingga pada akhirnya percobaan itu, Felix telah berhasil mengumpulkan semua barang bukti lengkap dengan berkas pelaku nya.

Namun Felix tetaplah Felix.
Tidak akan bisa di samakan dengan Chan baik dari kemampuannya, saat dengan percaya diri yang tinggi.
Waktu itu Felix mendatangi kantor polisi dan membawa berkas lengkap nya, naas! Bukannya membantu justru Felix di tuduh memanipulasi segala kejadian yang justru dia di fitnah sebagai pelaku utama.

Entah atas dasar apa polisi-polisi itu menuduhnya, tapi dari kejadian itu Chan sangat marah dan melarang Felix untuk tidak lagi bermain-main dengan hukum. Sebab dasarnya Felix memang tidak ahli untuk bidang itu atau semacamnya.

Mengingat itu membuat Chan mulai ragu atas semua percobaan yang kerap kali Felix lakukan, ia jadi sedikit enggan mempercayai adik nya satu ini karena kejadian 3 bulan yang lalu.
Selain itu, Felix itu juga memiliki perwatakan yang sama seperti saudara kembarnya yang pertama.

Hwang Hyunjin.

Felix dan Hyunjin juga terkadang terlibat percobaan yang sama, dan bahkan bekerja sama melakukan hal yang di luar nalar.
Felix itu hampir sama dengan Hyunjin, mulai dari tingkah, perilaku, sikap bahkan cara berpikir mereka pun sama. Yang perlu di ketahui mereka berdua yang paling bahaya di banding yang lainnya, mereka juga terkesan dingin dan jarang berbicara. Itulah sebabnya juga Chan maupun Woojin saudara kembarnya tidak begitu sering berkomunikasi dengan Felix dan Hyunjin. Hingga apa-apa yang mereka lakukan pun kadang tidak pernah di ketahui oleh semua orang, mereka bisa dikatakan licik dan cerdik yang sebenarnya (mungkin?)

"Ayolah hyung, aku sudah tidak ada waktu lagi!!" pinta sekali lagi pada Chan yang kini masih tetap menatapnya bingung,

percobaan gila apa lagi yang akan mereka lakukan(?)- batin Chan

"Felix hyung, sebenarnya mau apa? Jangan buat Chan hyung tambah pusing!!" ujar Jeongin yang sudah menyadari Chan yang tengah memijat pelipisnya entah karena pusing atau sudah jenggah atas tingkah laku hyung gila nya,

Ya! Bagaimana tidak Jeongin mengatakan Felix sebagai hyung yang gila, karena Felix itu sangat terobsesi pada semua hal dan akan berujung merepotkan.

"Hahaha, kamu tidak usah khawatir Jeongin.." ucapnya dengan tenang dan menunjukan smirk andalannya yang sungguh membuat Jeongin muak, Felix handal juga dalam hal itu.

"ck. Felix. Hyung tidak tau apa yang akan kau lakukan dengan kembaran mu itu! tapi hyung harap alat ini kembali dalam keadaan baik. Apa kau mengerti?" jawabnya dengan sembari menyerahkan sebuah komper kecil berwarna silver yang di dalam nya terdapat alat sidik yang lengkap sesuai yang Felix harapkan.

"Siap boss!!.. Alat ini akan tetap baik-baik saja. Terima kasih, hyung!!" jawab Felix dengan melenggangkan langkahnya meninggalkan dua orang yang masih bingung pada pemikiran mereka masing-masing terhadap percobaan apa yang sedang di lakukan oleh si dua orang gila itu.

"Apa hyung yakin?" tanya Jeongin yang tampak ragu terhadap barang yang barusan di bawa oleh Felix akan kembali dengan keadaan baik-baik saja.

"Yah, hyung harap semua dalam baik-baik saja, meski ragu!!" jawabnya.
Setelahnya ia beranjak pergi dan berpamitan pada adik paling termuda nya untuk pergi ke mini market membeli bahan-bahan keperluan nya.

QUESTION 'who is the red-black mist(?)'Donde viven las historias. Descúbrelo ahora