06.🍂🍂

2.8K 283 89
                                    

Selamat membaca^^







.
.
.


.
.
.











Sehun terbangun ketika ia mendengar suara Seperti suara pedang yang berayun. Membuka matanya perlahan dan melihat jam di samping tempat tidur nya.

Masih tengah malam?.

Sehun menyibak selimut nya dan turun dari ranjang. Ia ingin tau suara apa yang di dengarnya selarut ini. Sebagai ketua asrama dia harus memastikan semua siswa Mavender harus berada di asrama jam sembilan malam dan harus tidur jam sepuluh malam. Tapi kenapa Sehun mendengar suara pedang di tengah malam seperti ini.

Tanpa melihat kemanapun Sehun langsung menuju pintu. Bahkan ia tidak tau kalau di kamarnya ada Chanyeol. Menyapukan pandangannya pada seluruh asrama. Semua pintu kamar tertutup?.

Sriiing..

Sehun memandang pintu asrama amethyst. Suara yang di dengarnya berasal dari luar? Tapi kenapa bisa terdengar sampai dalam. Dengan langkah pasti Sehun berjalan ke arah pintu. Dia ingin memastikan suara pedang yang berayun tadi.

Di bukanya pintu asrama amethyst dan keluar dari sana. Begitu sepi, hanya ada cahaya lampu yang menyala di lorong itu. Angin musim dingin berhembus menerpa wajah cantiknya. Sehun terus berjalan melewati lorong guna menemukan asal suara yang mengganggunya sejak tadi.

Sehun memang manja. Tapi dia tidak sepenakut yang banyak orang pikirkan. Terus berjalan tanpa memikirkan kemungkinan yang akan terjadi. Menyusuri lorong yang sepi, hanya ada suara hewan malam yang menemani langkahnya.

Mata Sehun terus memandang lorong yang sepi itu. Suara yang di dengarnya membawa dirinya menuju asrama ruby. Sehun menelan ludah kasar dengan kaki yang terus melangkah. Bagaimana dia bisa sampai sejauh ini. Jarak asrama ruby dan amethyst sangat jauh.

Jantungnya mendadak berdetak sangat cepat dan peluh mulai menghiasi wajah cantiknya. Sehun mendadak merasa takut tanpa alasan sekarang. Tapi kakinya terus melangkah tanpa henti di lorong asrama ruby.

"JENO!!" Sehun berteriak saat melihat tubuh adiknya di kelilingi asap hitam yang sama dengan yang di lihatnya semalam. Sehun panik dia mengambil tongkat sihirnya. Bersiap mengusir asap itu.

Jeno membolakan matanya saat melihat hyungnya ada di sana. Berdiri dan bersiap mengarahkan tongkat ke arahnya. Apa yang di lakukan hyungnya. Harusnya hyungnya itu lari menjauh dari sini. "Lari Hyung!!"

Asap yang mengelilingi Jeno terus berputar sangat cepat. Jeno merasa tubuhnya lemas. "Lari hyung!! cepatlah!!"

Terus berteriak menyuruh hyungnya untuk lari. Jeno tidak mau hyungnya terluka. "Lari hyung" suaranya memelan. Tubuhnya melemas, namun sebelum kesadarannya hilang Jeno bergumam. "Markeu.."

Sehun ingin lari tapi dia mengkhawatirkan Jeno. Cairan bening keluar dari kedua matanya saat tubuh Jeno ambruk ke lantai yang dingin. Sehun takut saat tubuhnya tidak bisa bergerak. Ini yang paling ia takutkan, tubuhnya yang tidak bisa bergerak. Suaranya seperti tidak mau keluar dari tenggorokannya. Asap itu semakin mendekat ke arahnya. Sungguh asap siapa itu. Sehun hanya berharap siapapun datang dan menolongnya.

"et absentis.."

Sehun mendongak ketika suara berat yang sangat ia kenal menyapa indra pendengarnya. Namja jakung yang berdiri membelakanginya ini Sehun sangat mengenalnya.

"Baby kau baik-baik saja?" Chanyeol panik ketika bangun tidak mendapati Sehun di ranjangnya. Dan Chanyeol sudah berlari keliling asrama untuk mencari Sehun. Lalu menemukan Sehun yang seperti tadi membuat hatinya mencelos.

MAVENDER [CHANHUN] Where stories live. Discover now