17.🍂🍂

1.3K 183 18
                                    

Selamat membaca^^













.
.
.


.
.
.














Luhan duduk diam di tempatnya setelah Sehun bercerita tentang bagaimana dia bisa tau tentang ini dan apa tujuannya menanyakan ini pada Luhan.

"Lalu kenapa kau tidak bertanya pada Chanyeol? Aku yakin dia akan menceritakan semuanya jika kau bertanya"

Sehun meremat jemarinya sendiri. Luhan benar, harusnya Sehun bertanya pada Chanyeol tapi Sehun tidak bisa.

"Aku tidak bisa.. Begitu banyak kemungkinan buruk yang aku pikirkan tetangnya"

"Termasuk kalimat bagaimana jika dia berbogong padamu?"

Sehun terdiam karena itu benar. Sempat terlintas pikiran seperti itu di kepalanya hingga dia tidak berani bertanya pada Chanyeol.

Luhan melihat Sehun yang terdiam berarti jawabannya adalah 'iya'.

"Apa kau begitu tidak percaya padanya?"

"Tidak- bukan seperti itu"

Sehun menyanggah pertanyaan Luhan dengan cepat karena bukan itu yang ada di pikirannya. Sehun percaya pada Chanyeol sepenuhnya.

Luhan yang melihat itu hanya bisa terkekeh gemas. Adik temannya ini begitu menggemaskan, pantas Chanyeol memilihnya sebagai seorang kekasih.

"Sudahlah lupakan saja"

Luhan melihat jam yang ada di dalam rumahnya.

"Ini sudah sore, lebih baik kau mandi dan ganti bajumu.. menginaplah di sini"

Sehun menatap Luhan lalu tersenyum lembut. "Tidak perlu Luhan ge karena aku harus kembali ke Mavender"

"Aku tidak mau mengambil resiko.. Dengan adanya kau di sini saja bisa membuat kepala ku hilang.. Apalagi jika kau terluka, bisa-bisa nyawa ku yang hilang"

Sehun terkekeh dengan perkataan Luhan. Sehun tau betul apa yang di maksud. Jika sesuatu terjadi padanya maka Chanyeol dan Yifan akan membuat Luhan berhenti bernafas.

"Tunggu sebentar"

Luhan berdiri dan masuk kekamarnya untuk mengambil handuk dan baju baru yang bisa di gunakan Sehun.

Menyerahkan apa yang di ambilnya pada Sehun.

"Ambilah ini dan mandilah.. Baju ini adalah milik Yifan yang sengaja dia tinggal jika menginap di sini karena baju ku tidak akan muat dengan mu"

Sehun menerima pemberian Luhan. "Terima kasih"

"Kamar mu pintu ber cat putih, di dalamnya juga ada kamar mandi, itu kamar yang biasa digunakan Yifan.. Aku akan menyiapkan sesuatu untuk kau makan selagi kau masih mandi"

Luhan melihat Sehun yang mengangguk lalu berjalan menuju tempat yang sudah di katakannya.

Luhan kasihan melihat Sehun yang jauh-jauh datang kemari hanya untuk mencari tau kebenaran dari sebuah masalalu.

Mungkin jika Luhan menjadi Sehun maka dia juga akan melakukan hal yang sama tanpa peduli apa resikonya.

Luhan mengenyahkan pikirannya dan berjalan ke dapur untuk menyiapkan makanan. Mungkin sup daging cocok untuk cuaca bersalju seperti ini.









#










Chanyeol sudah mengobrak-abrik seluruh gedung Mavender tapi tidak menemukan keberadaan Sehunnya sama sekali. Bahkan tadi dia menggebrak ruangan kepala sekolah hanya untuk melapor pada kepala sekolah Kang dan yang membuat Chanyeol geram adalah sikap kepala sekolah Kang yang terlampau santai seakan tidak peduli sama sekali.

MAVENDER [CHANHUN] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora