• awkward

2K 286 27
                                    

It is still awkward between us now, well at least for me.

Sebenarnya Samudera sudah bersikap biasa kepadaku, tetapi sekarang aku yang masih canggung saat berinteraksi dengan dia. Bukan karena aku takut, tapi lebih karena aku merasa tidak enak sudah membuat dia kesusahan sebelumya. Begitu pikiran yang terus berputar di dalam kepalaku. Padahal sudah 2 minggu berlalu sejak pertengkaran kami.

Penyesalan memang datangnya selalu terlambat.

Sekarang aku sudah mencoba sebaik mungkin untuk merespon dia seperti yang biasa aku lakukan. Tapi aku sadar aku menjadi lebih pasif. Aku tidak tahu dia menyadarinya juga atau tidak, tapi aku masih belum bisa bertingkah seperti yang biasanya aku lakukan. Karena aku masih merasa bersalah sama dia.

"Kamu kenapa?"

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat ke arah Samudera yang kini sudah berdiri tepat di depanku. Aku memang sedang duduk di kantin dan menunggu ia selesai kelas dan pulang bersama seperti biasa.

"Ngga, gapapa kok."

Aku berusaha menunjukkan keadaanku yang memang baik-baik saja. Daritadi juga aku hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Aku masih menatap ke arah wajahnya dengan pandangan bingung. Bingung karena bukannya menyapaku dia langsung memberiku sebuah pertanyaan.

Samudera menarik kursi dan sekarang ia sudah duduk di sampingku, menghadap tepat ke arahku. Aku masih diam dan menunggu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Lalu Dera mengejutkan aku dengan menaruh kedua telapak tangannya di kedua pipiku secara tiba-tiba. Setelahnya ia mendekatkan kedua wajah kami perlahan sehingga membuat aku kaget karena perbuatannya. Ngga sadar apa kami masih ada di kantin yang notabenenya ramai? Dia mau ngapain?

"AWWW!"

Dera baru saja menabrakan keningku dengan keningnya dengan keras. Aku refleks berteriak saat menjauhkan diri dan mengusap-usap kening dengan tangan kiriku. Sakit loh??

"DERA! Kamu ngapain sih?"

"Nah gitu dong."

Hah?

"Ini baru Nora yang biasanya."

Lalu Dera tersenyum setelah mengucapkan kalimat tersebut. Aku terdiam. Ternyata dia juga sadar ya. Aku kira dia selama ini tidak sadar kalau aku bertingkah aneh dan tidak seperti biasanya. Ternyata dia cukup peka juga ya. Aku menunduk sambil masih mengusap-usap dahiku yang padahal sekarang sudah tidak sakit. Aku bingung mau merespon dia bagaimana.

"Sakit banget? Kekencengan ya?"

Ya menurut kamu? Ngga sebanding dengan sakitnya kamu kemarin sih, Der. Sayangnya hanya bisa aku ucapkan dalam hati.

Sekarang aku menatap ke arah wajahnya lagi yang ternyata terlihat cemas. Aku mengulurkan tangan kananku ke arah dahinya sebelum mengusapnya juga. Dera agak kaget melihat perbuatanku dan sekarang aku lihat dia yang menjadi gugup.

Plak! Aku memukul puncak kepalanya pelan. Kemudian dia mengaduh padahal aku tidak menggunakan tenaga sama sekali. Sekarang tanganku berpindah untuk mengelus bagian yang baru saja kupukul.

"Kamu tuh emang ya, ada-ada aja...Tapi sakitnya ngga sebanding sama apa yang kamu rasain Samudera..."

Samudera langsung mengerti apa yang aku maksud. Ia lalu menghentikan pergerakan tanganku dan memegang kedua tanganku dengan hati-hati. Kedua ibu jarinya mengusap-usap punggung tanganku.

"Kamu...jangan sedih dong. Aku udah ngga apa kok. Kamu kayak dulu lagi ngga bisa apa, aku kangen sama kamu."

"Tapi aku kan selalu sama kamu?"

Hello, Hi.Where stories live. Discover now