• you were a shining star but now you are in my arms

1.7K 150 24
                                    

Namanya Samudera, Samudera Arkana, tapi dia lebih suka dipanggil Dera biar gampang.

(Samudera dengan e dari kata enam, tapi Dera dengan e dari kata merah.)

Ada banyak hal yang belum aku ketahui tentang Samudera, walau dia sudah menjadi pacarku. Yang aku tahu sih, dia punya banyak hobi dan kebiasaan aneh yang suka dia lakukan. Sejauh ini yang aku sudah hapal hobinya itu main game, main sama Ucing, juga mainin rambut aku.

Kalau kelakuan dia yang mengada-ada, mungkin seperti sekarang ini.

Samudera saat ini sedang menata rambutku. Dia bilang dia habis lihat hairstyling tutorial—katanya sih muncul di suggestion video—terus ditonton sampai habis. Penasaran ingin mencoba tutorial tersebut, aku lalu berakhir dijadikan kelinci percobaannya. Aku ngga tahu video jelasnya seperti apa, tapi aku mengizinkan dia melakukannya karena wajahnya yang terlalu lucu saat memohon tadi. Semoga saja nanti rambutku tidak akan berbentuk aneh.

(Padahal aku yakin ini hanya akal-akalannya saja untuk memainkan rambut juga mengisengi aku.)

Dia duduk di kursi dan aku duduk di lantai, biar ngga susah, katanya. Mungkin sudah ada lima belas menit dia mencoba mengikuti tutorial, sambil sesekali menonton video tersebut dari ponselnya. Aku yang daritadi harus diam serta duduk tegak mulai merasa bosan. Juga pegal. Dia benar-benar serius dari saat ia mulai memegang rambutku. Ngga ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya kecuali gumaman kecil saat ia akhirnya memahami langkah apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

"Udah selesai belum?" tanyaku sambil mendongakkan kepala, yang langsung dikembalikan lagi ke posisi semula sebelum aku bisa melihat wajahnya.

"Belom..."

"Pegel duduk gini terus."

"Sabar...kalo buru-buru nanti rambut kamu-"

"Ngga boleh berantakan loh, Der."

"Makanya diem aja kamunya."

"Rambutku tuh sebenernya mau kamu apain sih?"

"Nanti liat aja kalo aku udah selesai."

"Tapi...aku mau gerak bentar ambil susu strawberry aku..." ucapku lagi sambil berusaha menoleh ke belakang, yang tentu saja kembali dihentikan oleh tangannya.

Sebenarnya ini hanya keisenganku saja agar aku bisa lebih bebas bergerak. Tapi dia malah memegang bahuku dengan tangannya yang kosong. Seakan-akan menahan agar aku tidak bisa berdiri sama sekali.

"Tunggu! Aku aja yang ambilin! Jangan gerak!"

"Tapi kalo kamu yang ambil nanti tetep aja lepas dong jadinya...?"

"Oh iya juga ya. Yaudah tunggu dulu sampe aku selesai makanya."

Aku menghela napas sebelum membiarkannya kembali sibuk dengan rambutku. Gerakan tangannya tidak kasar, malah dia sangat hati-hati agar rambutku tidak tertarik kencang. Tapi tetap saja aku bosan. Belum ada lima menit setelah ia menyuruhku untuk diam, aku sudah menganggunya lagi dengan ocehanku.

"Der udah beluuuum?"

"Dikit lagi," tangannya lalu terjulur ke depan wajahku tidak lama setelah aku bertanya. "Mana kunciran kamu?"

Hello, Hi.Where stories live. Discover now