Danger

45.2K 5.9K 461
                                    

Tau cara ngehargain penulis kan?
Gatau? Coba deh, teken bintang dipojok kiri:)

Selamat membaca:>

Selamat membaca:>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author

05:45

"Senaaa, bangun sayang sekolah nanti telat loh." Ucap sang bunda sembari menggoyang-goyangkan tubuh anak gadisnya, yang sangat nyaman dengan posisi menunggingnya.

Sena menggelilat.
"Duhhhh, kayanya mataharinya naksir deh sama Sena, buktinya dia munculnya cepet banget." Bunda terkekeh mendengar putrinya mengomel pagi-pagi.

"Udah cepet kamu bangun, nanti ditinggal abang loh." Suruh bunda dan pergi menyiapkan sarapan.

Sena segera mandi dan bersiap, setelah itu turun untuk sarapan.

"Pagi bun, pagi bang." Sapa Sena.

Jimin masih memejamkan matanya tapi mulutnya tidak berhenti mengunyah roti yang disiapkan oleh bunda, Sena yang melihat tingkah abangnya itu, langsung mengecup pipi Jimin.

"Bang jangan gemesin napa, Senanya jadi kalah saing ini." Kekeh Sena.

Setelah sarapan Jimin dan Sena pamit dengan bundanya dan berangkat, sebelumnya Jimin mengantar Sena sekolah lalu pergi ke kampusnya.

"Bang, Sena pamit ya." ucap Sena sambil salim kepada Jimin.

"Belajar bener-bener lo." balas Jimin lalu mengecup pipi Sena.

Sena turun dari mobil dan melangahkan kakinya untuk sampai di kelas.

"Woy, buntelan upil." Sena menoleh.

"Dih, ngerasa buntelan upil lo?" Pemuda itu tertawa melihat Sena.

"Gue tabok ya lo, lin." Sena melayangkan tanganya ke pemuda bermarga Lai tersebut.

Guanlin menangkap tangan Sena, lalu mengecup punggung tangannya.
"Becanda, sayangg. Tadi dianter bang Jimin?" Tanya Guanlin.

Lai Guanlin. Makhluk tuhan yang diberi tinggi badan melampaui batas, dia adalah pacar Sena. Sudah 11 bulan mereka menjalin hubungan backstreet. Alasannya karna Jimin tidak menyukai Guanlin saat ditanya apa sebabnya Jimin hanya diam. Jadi, backstreet merupakan jalan satu-satunya.

"Ihh, Guan! Ntar diliat yang lain." Omel Sena. Guanlin terkekeh sembari menautkan tanganya dengan tangan milik Sena.

"Kenapa si? Kan di sekolah, gaada bang Jimin." Sena menghela nafas.

"Tapi di sini banyak kenalan abang aku Guan, aku gamau kamu kenapa-napa. Bang Jimin juga, kenapa si pake gangerestuin segala." Cerocos Sena yang membuat Guanlin terdiam.

"Kenapa?" tanya Sena yang sadar sedari tadi Guanlin hanya terdiam. Guanlin tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Sesampainya di kelas, Sena mengambil earphonenya dan mendengarkan musik, Guanlin asik dengan temanya. Sena duduk di kursi ke dua dari depan bersama Jung Ara, anak perempuan yang tergila-gila dengan boyband korea sama seperti Sena.

Ara menepuk bahu Sena.
"Weh til, lo uda denger belom ada anak baru?" Sena mengangguk, karna Jungkook kemarin memberitahunya bahwa Soobin akan bersekolah di sekolahanya.

"Sumpah, gue ga nyangka banget sekolah kita bakal terima murid tuna daksa." Sena menyerit, Soobin tidak cacat, pikirnya.

"Lo ngomong apa si? Setau gue muridnya gacacat ya." Sanggah Sena.

Ara membola, ia mengotot bahwa ia benar.
"Muridnya lumpuh, Sen. Lo gatau emang?" Sena menggeleng.

"Soobin galumpuh." Bisiknya, sangat pelan.

Tak berselang lama, Donghee selaku guru Fisika datang.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Donghee.

"Pagi pak." Ucap semua murid, tak terkecuali Sena.

"Oke, kali ini kita kedatangan teman baru. Mau kenalan ga?" Tanya Donghee yang membuat para murid berbisik-bisik.

"Ayo masuk." Suruh Donghee menatap pintu kelas.

Terpampanglah wajah murid baru.
"Loh kok dua?" Celetuk salah satu siswa.

"Itu ganteng banget astaga." Komentar siswi satu.

"Tinggi banget deh ya, sumpah." Sahut siswi lainnya.

"Eh itu seriusan, dia gabisa jalan?" Bisik Ara kepada Sena.

Sena menggeleng dan mulai mengeluarkan peralatan menulisnya.
"Gatau gue, gapeduli juga." Ucap Sena acuh.

Ternyata di kelas Sena ada dua orang murid baru, salah satunya Soobin.

"Nah, ini teman baru kalian. Ayo perkenalan dulu sama temenya yang lain." Pinta Donghee.

"Gue Soobin, Amrik." Semua murid cengo tak terkecuali Donghee, Sena yang melihat itu langsung terkekeh pelan.

"Gacocok banget pasang tampang sangar." Bisik Sena pelan.

"Itu aja bin?" Tanya Donghee memastikan dan dibalas anggukan oleh Soobin.

"Oh, ok. Selanjutnya." Suruh Donghee.

"Eum, halo. Namaku Lee Junmi, salam kenal." Ucap sang gadis membungkuk di atas kursi rodanya.

"Jadi, ini teman baru kalian. Memang ada salah satu teman kalian yang istimewa di sini, kalian harus nyatu ya? Gaboleh pilih-pilih teman." Nasihat Donghee.

"Oke, Soobin boleh duduk di sebelah Yeonjun, Yeonjun bisa angkat tangan?" Yeonjun mengangkat tanganya setinggi mungkin, kemudian Soobin berjalan ke arah Yeonjun, Soobin melirik Sena yang kebetulan sedang memperhatikannya, dengan percaya dirinya Soobin memberikan wink ke arah Sena saat dia berjalan melewati gadis itu.

Sena melihat Soobin dengan tampang cengonya lain halnya dengan Ara, gadis itu sekarang sudah menjerit tidak karuan saat Soobin memberikan wink, padahal Soobin memberikan winknya pada Sena bukan Ara.

"Oke dan kamu Junmi, kamu bisa duduk dengan Kim Yuna, Yuna bisa angkat tangan?" Yuna mengangkat tanganya dengan ogah-ogahan.

"Tapi pak, sebelah saya Sayeon pak." Yuna tak terima jika dia duduk dengan Junmi.

"Dia gamasuk kan? Sudah ikutin saja apa kata bapak, besok biar di atur lagi tempat duduknya. Ayo Junmi, duduk sama Yuna." Junmi tidak enak kepada Yuna, karna telah duduk di bangku Sayeon.

Junmi mengarahkan kursi rodanya ke arah Yuna, namun matanya menangkap sosok familiar yang duduk di belakangnya. Junmi tersenyum sangat manis.

"Long time no see, Lin." Dan membuat pria bermarga Lai tersebut mematung, dari awal Junmi masuk Guanlin sudah sangat kaget.

" Dan membuat pria bermarga Lai tersebut mematung, dari awal Junmi masuk Guanlin sudah sangat kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍄🍄🍄

Aaa, typo kasitau aja:)

First Love • Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang