58. HIV

22.1K 1.6K 56
                                    

Hola para readers
Untuk menghindari aksi para plagiator, aku memutuskan untuk TIDAK mengupdate chapter 61-80 di wattpad.
Tapi tenang!!
Aku bakal update cerita ini di instastory dalam bentuk screen shoot agar tidak mudah diplagiat.

Ig => zaimatul.hurriyyah

Reader : kak, susah sinyal. Kalau ketinggalan gimana? Masa' aku harus mentelengin ig kakak mulu?

Author : ada postingan ulang di bio. Tapi postingan ulangnya setelah 10 chapter kelar. Jadi kalian nggak perlu mentelengin instastory ku melulu. Kalian bisa nunggu 10 hari kemudian dan postingan ulang akan ku upload di bio.

Reader : sehari berapa chapter yang diposting?

Author : sehari satu chapter. Itu pun kalau nggak sibuk. Akhir april, aku udah kembali kerja soalnya. Hehe

Reader : kak, aku nggak punya IG. fix aku delete cerita kakak dari perpustakaan!

Author : itu hak kalian mau baca kelanjutan cerita ini atau enggak.  Tujuanku menulis di wattpad bukan hanya mencari viewers saja. Tapi untuk mendapatkan kesenangan batin. Jika ada yang memplagiat karyaku, secara otomatis aku kehilangan kesenangan batin yang aku cari. Dan demi mendapatkan kesenangan batin itu, aku memutuskan untuk melindungi karyaku.
🤗🤗🤗🤗🤗🤗

Tak terasa sudah 10 hari Chika berada di rumah sakit. Entah mengapa dia merasa aman berada di tempat yang ramai dan terpantau CCTV. Dia tak mau pulang, meskipun lebam di tubuhnya sudah berangsur membaik.

"Saudari, Chika. Mari ikut saya," kata suster Dina.

"Ke mana, Sus?" dahi Chika berkernyit.

"Ke ruang dr.Stevi. Ada beberapa hal yang ingin dr.Stevi sampaikan."

Chika hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki suster Dina menuju ke ruangan dr.Stevi. Chika merasa ada sedikit kejanggalan. Karena biasanya, ia ditemani Mama atau Papanya saat ada jadwal konsultasi pada dokter. Tapi kali ini dia datang sendirian, tanpa didampingi orangtua.

"Ada apa ya, dok?" tanya Chika enggan.

"Begini, setelah saya melihat rekam medis Mbak Chika, saya menemukan sedikit kecurigaan," jelas dr.Stevi enggan.

"Maksudnya?"

"Berat badan Mbak Chika turun 4 kilo hanya dalam waktu 10 hari. Penyebab berat badan turun bisa diakibatkan berbagai faktor, baik faktor penyakit maupun faktor psikologis."

"Mungkin karena saya terlalu stres, dok."

dr.Stevi meneguk ludah, bukan itu yang ingin ia sampaikan. "Begini, untuk mendeteksi penyakit tertentu, kita harus melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Saya menganjurkan Mbak Chika untuk menjalani rapid test."

"Rapid test? Apa itu, dok?"

"Rapid test adalah sebuah tes yang paling cepat untuk mengidentifikasi penyakit yang Mbak Chika derita. Karena berat badan Mbak Chika saya rasa turun cukup drastis."

"Baiklah, dok. Saya akan menjalani tes itu."

Chika pun menjalani rapid test. Tak butuh waktu lama, hasil rapid test keluar. dr.Stevi tidak kaget jika Chika positif terkena penyakit menular seksual karena latar belakang Chika adalah korban pemerkosaan.

"Bagaimana, dok? Penyakit apa yang saya derita?" tanya Chika dengan suara gemetar.

"Saya masih belum bisa memastikan, Mbak Chika. Perlu dilakukan tes lanjutan untuk memastikannya. Tes kali ini disebut tes VCT, Voluntary Conseling and Testing. Tes ini dilakukan secara rahasia dan atas kesadaran pasien sendiri."

"Saya masih nggak ngerti, dok. Kenapa harus rahasia?"

"Tes ini dilakukan untuk mengetahui seorang pasien pengidap HIV."

"HIV?" Chika terperanjat.

"Iya. Biasanya, orang yang terjangkit HIV adalah pekerja seks komersial, orang yang bergonta-ganti pasangan, ibu hamil penderita HIV pada janinnya, tranfusi darah, jarum suntik bekas penderita, berhubungan seks dengan penderita, dan ...."

"Dan?"

"Dan korban pemerkosaan."

Kalimat itu sangat menohok bagi Chika. Dia adalah salah satu orang yang berpotensi tertular penyakit mengerikan seperti HIV AIDS yang bahkan belum ditemukan obatnya. Chika mematung kaku dengan tubuh gemetar dan mata melebar tak percaya.

"Tapi belum tentu anda mengidap penyakit itu. Karena itulah kita memerlukan pemeriksaan VCT. Itu pun kalau Mbak Chika berkenan," sambung dr.Stevi.

"Kalau saya positif mengidap penyakit itu, bagaimana? Apakah saya akan mati?"

"Semua orang pasti akan mati. Penderita HIV bisa bertahan hidup sampai 20 tahun apabila mendapatkan penanganan medis yang tepat."

"Saya akan meminta pendapat orangtua saya dulu, dok."

"Apa Mbak Chika yakin? Tes ini bersifat rahasia. Semua wewenang penyampaian informasi tergantung pada Mbak Chika."

"Jadi, apa saya harus menyembunyikan semuanya dari keluarga saya?"

"Saya hanya mengatakan jika VCT adalah tes rahasia yang atas dasar kesadaran dari pasien. Segala keputusan ada di tangan pasien baik keputusan untuk menjalani VCT atau keputusan membeberkannya pada orang lain."

Chika tertegun sejenak, berpikir baik-baik tentang tindakan apa yang ia lakukan selanjutnya. "Gue harus bagaimana? Gue hanya anak SMA yang baru berusia 17 tahun. Bagaimana bisa gue mengambil keputusan untuk melakukan tes itu? Gue takut jika gue ternyata positif mengidap HIV," batinnya.

"Bagaimana, Mbak Chika?" tanya dr.Stevi.

"Apa yang harus gue lakuin? Gue bingung. Gue takut menerima kenyataan," pikir Chika.

"Mbak Chika?" panggil dr.Stevi.

Chika terkesiap. "Hm?"

"Bagaimana? Apa Mbak Chika bersedia melakukan tes itu?"

"Tapi, dok. Saya takut. Saya ... takut hasilnya positif."

"Rasa takut itu wajar. Tapi jika HIV tidak dideteksi sejak awal, malah akan semakin membahayakan. Mayoritas penderita HIV yang terlambat mengetahui hanya bisa bertahan hidup dua sampai tiga tahun setelah terjangkit. Berbeda dengan penderita yang sudah mengetahuinya sejak awal. Dengan penanganan yang tepat, kami bisa membantu penderita hidup lebih lama," bujuk dr.Stevi. "Sekitar sepuluh bahkan sampai dua puluh tahun."

Chika meneguk ludah. Dia menggigit bagian bawah bibirnya takut. Lalu mengangguk enggan. "Iya, dok. Saya ... bersedia menjalani tes itu."

📚📚📚📚📚
Zaimatul Hurriyyah
Selasa, 9 April 2019

Ingat ya, readers. Mulai chapter 61-80, akan aku lanjut di IG dalam bentuk screen shoot

 Mulai chapter 61-80, akan aku lanjut di IG dalam bentuk screen shoot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U (Kelas Unggulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang