Lima

12 0 0
                                    


Kenangan, hanya dengan itulah aku selalu merasa dekat dengan mereka yang telah pergi.

------

Samar-samar Clara merasakan hangatnya mentari pagi masuk melalui celah matanya. Kevin? Kevin kah yang membuka tirai jendela untuknya? Ia membuka matanya perlahan dan melihat wanita cantik yang sedang duduk di samping tempat tidurnya sambil mengelus rambutnya lembut. Mama?

"Morning sweetheart," sapa mama sambil memeluk Clara dan mengecup kening putrinya itu.

Clara tersenyum, semoga saja ini bukan mimpi. Jika pun ini mimpi, Clara tidak ingin bangun dari mimpi ini dan jika Kevin berada di sini, maka mimpi ini akan menjadi sempurna, a perfect Sunday morning ever.

"Did you sleep well?" Tanya mama sambil merapikan rambut Clara ketika gadis kecilnya itu sudah bangun dan duduk di atas tempat tidurnya. Clara mengangguk meski sesungguhnya ia sedikit kesulitan tidur semalam. Mama tersenyum seperti ia sangat bahagia ketika Clara bisa tidur dengan nyenyak. Ia meraih gelas susu dari meja dan memberikannya pada Clara.

"Happy weekend, Clara."

"Ma?" Sapa Kevin dari balik pintu kamar Clara yang sedikit terbuka.

Kevin kemudian masuk ke kamar Clara dengan wajahnya yang terlihat masih mengantuk. Ia tidak memegang segelas susu seperti biasanya. Tidak ada wajahnya yang datar dan sinis seperti biasanya. Ia tampak seperti manusia biasa yang baru bangun tidur, bukan seorang monster jahat seperti biasanya. Kevin cukup heran melihat mama yang hadir di sini untuk membangunkan Clara. Hari Minggu pertama mama tidak pergi ke kantor. Biasanya mama akan tetap pergi ke kantor di hari Minggu karena beberapa pekerjaan yang perlu di rekap setiap minggu.

"Mama izin telat?"

Mama menggeleng sambil tersenyum.

"I won't go actually. Let's have a quality family time this weekend. Udah lama banget mama mencari-cari waktu yang tepat supaya kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama. And you come here with a smile is a surprise too," jawab mama pada Kevin.

"Is there something wrong if I smile?"

"Just too surprised because of you both," timpal Clara sambil tertawa kecil dan memeluk mama erat.

"Ayo bangun. Meskipun gak ada oma, kita harus tetep olahraga pagi kan," ajak mama pada Kevin dan Clara.

------

Clara tampak lebih bersemangat berlari di pagi ini bersama mama, sementara Kevin berlari di belakang keduanya. Kini ia tampak seperti seorang kakak laki-laki tertua di rumah, menjaga dua wanita paling berharga dalam hidupnya. Clara berbalik ke belakang dan tersenyum ke arah Kevin. Ia berlari mundur.

"Awas Clara," ujar mama dan menarik tangan Clara mendekat ke arahnya.

"Kamu tuh, makanya jangan sok-sok an lari mundur gitu. Liat-liat donk kalo ada motor," ujar Kevin memarahi Clara ketika sebuah motor hampir menyerempet Clara. Clara jelas tahu jika Kevin marah, tapi kali ini kakaknya itu terlihat sebagai kakak yang perhatian, bukan kakak yang sinis dan jahat.

"Ah ada kupu-kupu. Ya ampun cantik banget," teriak Clara melihat kupu-kupu yang terbang di sekitar taman bunga kompleks perumahan mereka.

Kevin tersenyum. Ia ingat betapa Clara menyukai kupu-kupu yang sering terbang di taman ini. Kevin kecil dulu ingin menjadi apapun untuk Clara. Ia berlarian mengejar kupu-kupu untuk Clara karena adiknya ingin kupu-kupu seperti dalam buku dongeng.

ImperfectWhere stories live. Discover now