24

3.5K 372 13
                                    

"Sehun!" teriak Sera saat ia tak mendapati cemilannya dalam keadaan utuh.

Padahal hari malam ini ia hrus begadang menyelesaikan tugasnya namun cemilan mlamnya malah dihabiskan oleh Sehun.

"Aku hanya memintanya sedikit." jawab Sehun yang sedang bermain dengan Vivi.

Karena terlanjut bete, Sera akhirnya langsung masuk kamar dan berkutat dengan tugasnya.

Lama ia mengerjakan tugas bahkan sampai tak sadar sudah tengah malam.

"Tidur lah." Sehun menghampiri Sera yang masih berkutat dengan laptop.

Pria itu melihat ke layar laptop istserinya yang menunjukkan hasil desain yang isterinya buat.

"Sudah malam. Kau terlalu sering begadang."

"Sebentar lagi."

Sehun akhirnya menemani Sera dengan duduk di sebelahnya sembari membaca buku, namun belum lama kepala Sehun sudah bersandar di pundak Sera, ia tertidur.

Sera menghela nafas. Dasar Sehun.

Setelah menyelesaikan tugasnya dini hari, Sera membangunkan Sehun yang sedari tadi tidur di pundaknya.

"Bangun, pindah ke tempat tidur."

Dengan setengah sadar, Sehun berjalan ke kasur dan membaringkan tubuhnya. Sera hanya menggeleng melihat tingkah Sehun.

...

"Hari ini aku ingin ke rumah ibu."

"Aku ada jadwal hari ini, besok saja."

Sera menggeleng. "Aku mau hari ini, aku bisa pergi sendiri."

"Kalau begitu hati-hati, aku pergi dulu." Sehun mengecup kening Sera dan pergi meninggalkan wanita itu.

Tak lama setelah Sehun pergi, Sera berangkat ke rumah orangtuanya. Entah kenapa ia sangat rindu orangtuanya.

Kedatangan Sera disambut hangat oleh penghuni rumah.

"Dimana Sehun?"

"Dia sedang ada jadwal."

"Kau tampak pucat." Ibu Sera menyentuh pipi anaknya. "Kau sakit?"

"Hanya beberapa hari ini tak enak badan saja. Mungkin karena sering begadang."

"Jangan banyak begadang. Tidurlah yang cukup."

Sera menghabiskan waktunya menghirup udara segar di taman hingga jam makan siang tiba.

Wanita itu membantu ibunya memasak makanan kesukaannya. Namun tiba-tiba perut Sera terasa kram dan ia menjatuhkan tutup panci yang sedang ia pegang, untuk tutup itu tidak terbut dari kaca dan tak mengenai kakinya.

"Kau kenapa?"

"Perutku sakit Ma.."

Sera terus memegangi perutnya dan keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya.

"Kita ke rumah sakit."

...

Sehun baru saja selesai tampil dan mengganti pakaiannya. Ia mengecek ponselnya yang sedari tadi ia mute. Ada banyak panggilan masuk dari mertuanya dan beberapa pesan.

Sehun segera membaca pesan itu.

'Sera masuk rumah sakit.' satu jam yang lalu.

Deg!

"Aku harus pergi!" Sehun tak mempedulikan teman-temannya dan langsung lari begitu saja dari ruangan.

"Aku harus pergi!" Sehun tak mempedulikan teman-temannya dan langsung lari begitu saja dari ruangan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ia terus berusaha menghubungi mertuanya dan juga Sera namun tak kunjung di angkat.

her. -oshDonde viven las historias. Descúbrelo ahora