3

24.8K 2K 188
                                    

Selamat malam, hari ini hari apa???

Kan aku jadi nya bikin 2 ff secara bersamaan demi kalian fams, bentrok ini otak 😰

Tapi karna aku sayang kalian maka aku buat juga lah sebisa ku 😘💜💜🖤

Maafkan aku jika cerita nya ga memuaskan hati fams, seperti yg kalian tau aku tu ga pinter bikin cerita, makanya maklumi aja jika cerita ku membosankan atau mungkin ada kemiripan dengan cerita yang telah kalian baca 🙊🙊🙈🙈🙈

Selamat menikmati fams~

#abaikantypo

((๑✧ꈊ✧๑))

Aku tersenyum melihat lisa yang sedang menikmati makanan dengan lahapnya, remah-remah makanan berserakan dimana-mana, belum lagi wajahnya yang belepotan, aku benar-benar seperti baby sitter sekarang.

Aku baru menyadari lengan lisa yang membiru, mungkin karna pukulan yang diberikan pria tua tadi. “lisa, setelah makan aku akan mengganti perban mu oke?” ujarku yang di angguki nya, yah setidaknya dia mengerti maksud perban yang ku katakan.

Setelah 10 menit menanti nya menyelesaikan makan siang, aku menarik gadis itu ke kamar, mengambil kotak p3k dan membuka baju gadis itu. Dahi ku mengkerut heran saat perban itu terlepas, aku tak menemukan luka-luka semalam di tubuhnya, bahkan memar yang berada di lengannya tadi perlahan menghilang.

“lisa, kemana luka-luka mu?”

Lisa menatap ku, mengalihkan pandangan ke arah yang ku tunjuk. Dia membulatkan bibirnya seakan mengerti dengan kebingunganku. Mengangkat tangan kanannya menuju wajahku, menunjuk sebuah kristal yang berada di punggung tangannya.

“hmm?”

Menghelan nafas pelan, lisa mengambil tangan kananku, menuntunnya ke arah jantung yang berdetak teratur, dan mengarahkan tanganku menuju tempat tubuhnya terluka.

“err jantung?” ujarku menunjuk tepat di jantungnya

Lisa mengangguk semangat, menunjuk krital itu dengan jarinya, mengusapnya hingga menuju dada tepat di jantungnya. “jan-tung.”

“maksud mu kristal ini terhubung ke jantungmu?” ujarku menunjuk kristal itu dan jantung nya bergantian membuatnya mengangguk senang dengan tanggapan ku.

Lisa menunjuk luka nya dan kristal itu, menunjuk lampu dan kristal itu secara bergantian, menguncupkan kelima jarinya saat menunjuk luka-luka yang telah hilang, membuatku harus berpikir keras. Lisa terus melakukan hal itu beberapa kali saat melihat wajah bingung ku.
(ngerti ga? ga? aku juga ga ngerti sama penjelasan ku sendiri 😅)

“ah apa mungkin maksud mu jika kristal ini yang membuat luka mu sembuh?” ujarku menunjuk luka dan kristalnya bergantian

Lisa mengangguk semangat dengan perkataan ku, berlari kecil ke arah jendela kaca yang memantulkan sinar terang. Menutupi kaca itu dengan gorden hingga membuat ruangan redup dan menunjuk kristal di tangannya. Ah aku mengerti, mungkin maksud nya cahayanya akan meredup jika dia menggunakan untuk menyembuhkan lukanya, pantas saja semalam cahaya kristal itu redup.

“maksud mu cahayanya akan redup jika digunakan untuk menyembuhkan luka?” tanya ku menutupi punggung tanganku sebagai contoh yang lagi-lagi di angguki nya

“Lalu bagaimana cara mu mempertahankan cahaya itu agar terang?”

Dia memiringkan kepalanya lagi, yang ku rasa akan menjadi kebiasaannya disaat bingung. Aku mengambil tangan kanannya, menunjuk kristal terang itu dan lampu seperti yang dilakukannya tadi saat mengatakan terang. Seolah mengerti dia menunjukkan postur makan dan tidur, mungkin dengan makan dan beristirahat dia dapat memulihkan cahaya kristal itu, layaknya ponsel yang harus di charge ketika lowbatt.

luz sin gravedad 《JenLisa》Where stories live. Discover now