20.30 PM

38 6 5
                                    

"Kamu mau ke Solo juga?"

Setelah sekian lama terdiam, lelaki itu membuka suara. Tentu saja membuat Envira yang sedang setengah tertidur itu terbangun sembari mengumpat kecil.

"Enggak, mau ke Jogja."

"Terus, kenapa pakai kereta jurusan Jakarta dan Solo Balapan?"

Envira membuka matanya cepat. Dengan gerakan bak macan yang baru saja dibangunkan dari tidurnya, dia menoleh malas.

"Nah itu tahu. Lo pinter 'kan? Pasti tahu maksudnya."

"Enggak." Oke, Envira kembali mengumpat dalam hati.

"Itu artinya gue emang mau ke Solo bege. Yakali gue sebodoh itu mau ke Jogja pakai kereta jurusan Solo Balapan. Bikin uang gue berkurang aja," tutur Envira panjang lebar, lalu kembali meletakkan kepalnya di jendela.

"Kalau saya mah percaya, wajah kamu mirip orang-orang bodoh yang bisanya dimanfaatin sih."

Envira kembali menoleh, kini lebih ganas. Lalu tanpa ampun mencubit bahu lelaki itu yang tertutupi jaket hingga lelaki itu berteriak kesakitan.

Envira tidak peduli. Tidak peduli dengan penumpang lain yang menatap mereka tidak suka. Ah, masa bodoh dengan itu semua!

"Lo diajarin ngehargai orang gak sih?" cercah Envira dengan nada yang sama sekali tidak santai setelah melepaskan tangannya dari teman sebangkunya.

Lelaki itu terdiam, sepertinya merasa bersalah.

"Lo bukan Mas Raka, lo cuma mirip, cuma kloningannya aja. Jadi, jangan sok akrab dan tahu semua tentang gue!"

"Maaf."

"Basi!"

Oke, sepertinya gadis itu benar-benar marah dan ... ia tidak suka melihatnya.

***

"ASDFGHJKL!"

"Saya harus gimana? Salah ngomong, duh."

Double YouWhere stories live. Discover now