21.29 PM

22 6 8
                                    

"Lo ngaco, sumpah!" Envira tertawa, keras, namun dia berusaha agar tidak kepedean nantinya.

"Iya, saya ngaco. Puas?" Lelaki itu terlihat tidak suka, lalu bersedekap dada, memilih bersandar dan memejamkan mata.

"Erlangga?"

"Hm?"

Entah kenapa gadis itu terlihat gugup. Ia begitu bingung, maksud ucapan lelaki ini tadi apa?

"Lo bilang kalau lo juga suka sama gue," lirih Envira yang mulai serius. "Lo bilang 'juga suka' bukan 'suka', gue gak peduli artinya, tapi maksud tambahan kata 'juga' di situ apa?"

Envira memperhatikan lelaki yang diam saja dan tidak menjawabnya. Menunggu beberapa detik yang tidak pasti, namun tidak ada jawaban. Gadis itu menghela nafasnya pasrah, lalu menyenderkan punggung di kursi senyaman mungkin.

"Emangnya ..." Lelaki itu perlahan berkata, suaranya kecil sekali, namun Envira mampu mendengarnya. "Kamu gak suka sama saya?"

Eh? Envira mengerjap berusaha mencerna apa yang dimaksudkan lelaki di sebelahnya.

"Gak ah, lupain aja. Mending kamu tidur, sudah malam. Saya gak bakal ngapa-ngapain kamu kok, janji." Lelaki itu masih dalam posisinya, berusaha tidur. Sedangkan Envira sedikit menganga mendengar ucapan sedikit 'gila' dari lelaki sebelahnya.

Tidak disangka, ucapan lelaki itu seperti penggerak tubuhnya. Envira meringkuk, ia mencoba tidur. Namun dia juga tidak yakin akan cepat tidur-mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Dan jangan lupakan mengenai detak jantungnya yang tak bisa dia redam lagi.

Menyiksa, sungguh menyiksa.

***

"Gue takut kalau jatuh semakin dalam."

"Berhasil gak ya?"

Double YouDär berättelser lever. Upptäck nu