Ramalan Haruto ❇

2.2K 264 12
                                    

Ramalan atau apalah itu, lucu aja kalau percaya sama hal-hal kayak gitu. Entah primbon, zodiak, ramalan bintang, shio, kartu, ataupun garis tangan.

Junkyu pernah 'bermasalah' dengan ramalan garis tangan. Tidak. Junkyu tidak percaya dengan ramalan dari versi apapun. Lalu, kenapa Junkyu bisa 'bermasalah' dengan ramalan garis tangan?



Jadi begini, siang itu Junkyu lagi nonton acara tivi Spotlite dan lagi nampilin sesi ramalan lewat Zodiak. Haruto sang suami tiba-tiba nongol aja kayak hantu, lalu duduk di samping istrinya.

"Tumben liat zodiak juga?" Tanya Haruto.

"Ha?" Junkyu menoleh, dan dilihatnya wajah Haruto yang terganggu dengan tanggapannya.

Keduanya kembali merhatiin layar kaca, disertai dengan obrolan ringan menanggapi apapun yang menarik perhatian mereka. Tiba-tiba Haruto menjawil lengan Junkyu.

"Eh, aku bisa meramal juga, loh." Pernyataan Haruto tentu membuat istrinya takjub. Sekian bulan mereka menikah, Junkyu belum pernah melihat kemampuan 'hebat' dalam hal meramal dari suaminya.

"Masa?" Sangsi Junkyu. Keningnya berkerut dan mata menatap curiga pada Haruto.

"Ga percaya?" gelengan kepala sang istri dia dapat, "aku buktikan kalau begitu." Lanjutnya.

"Boleh~~~" Bukannya percaya dengan ramalan dan berbuat musyrik, tapi Junkyu hanya penasaran dengan kemampuan Haruto. Penasaran dengan apa yang akan dikatakan Haruto.

"Ramalan garis tangan nih. Mana tangan kirimu." Junkyu membiarkan Haruto memeriksa telapak tangan kirinya. "balik tanganmu," Junkyu menuruti dan membalik tangannya. Jadinya kini Haruto dengan jari telunjuk menyusuri punggung tangan kiri Junkyu.

"Bagaimana? Asmara deh." Junkyu tertawa kecil. Dasar uke, yang dipilih pertama ya tentang asmara.

"Asmara…, belahan jiwamu ada di depan matamu. Jadi, jangan susah-susah mencari ke sana ke mari." Jawab Haruto.

Junkyu tertawa dengan apa yang dikatakan suaminya. "Kalau soal keuangan?" Tanya Junkyu selanjutnya.

"Keuangan minggu ini…, kamu agak boros dan sedikit laper mata. Jadi mikir untuk ngambil kartu ATM." Dan cubitan kecil di lengan didapat Haruto sesudahnya.

"Sifat?" tantang Junkyu.

Haruto menyeringai dan menyuruh Junkyu untuk menunjukkan telapak tangan kanan, lalu menyuruh membalik-baliknya, menyusuri telapak tangan dan punggung tangan dengan jari telunjuk.

"Kamu penurut." Ujar Haruto setelah melakukan penelitian dengan seksama menggunakan jari telunjuk.

"Penurut?" Tanya Junkyu.

"Soalnya dari tadi disuruh ini itu buat diliat tangannya nurut aja. Kan, berarti penurut." Haruto menyeringai berhasil mengerjai istrinya.

"Itu sih bukan meramal," Junkyu mencibir. Dia kesal telah berhasil diisengin Haruto. Tapi dia juga tidak bisa menyangkal, kalau yang mereka lakukan tadi konyol. Ketika dia akan menarik tangan kanannya yang digenggam Haruto, Haruto malah semakin erat menggenggemnya.

"Lepasin!" perintah Junkyu, tapi Seringai seksi dari Haruto yang dia dapat.

"Tidak. Aku bisa membuktikan kalau ramalan tadi benar." Junkyu dibuat merinding oleh Haruto yang menariknya dengan pelan. "Kau pasti menurut, bahkan bisa membuatku menurutimu." Ujar Haruto yang baru saja mencium pundak istrinya. Dan Junkyu hanya menurut ketika Haruto menuntunnya ke kamar pribadi mereka.

Wajah Junkyu memerah, dan sesuai ramalan dari Haruto, dia penurut. Jadi, kesimpulannya Junkyu masih tetap tidak mempercayai ramalan versi apapun. Tapi, dia 'mempercayai' ramalan Haruto suaminya.

.

END

.

Hai beby :v Rae update malem malem nih biar kane

ʙʀᴇᴇᴢʏ [ʜᴀʀᴜᴋʏᴜ]Onde histórias criam vida. Descubra agora