Supermarket 💕

2.7K 270 48
                                    

Haruto punya pemikiran; ia tidak suka pergi ke supermarket.

"Haru, bagaimana kalau magnum?"

"Eh—" Pemuda itu tampak terkejut kecil, persis seperti bocah. "Tidak-tidak, bagaimana kalau belikan aku dua kotak jus buah? Aku mau yang apel dan jambu biji!"

Haruto menggeram, mencoba mengendalikan ekspresinya yang mungkin saat ini bisa saja berubah menyeramkan. Dia mendorong troli dengan tampang ogah-ogahan, berusaha tidak mempedulikan beberapa pasang mata yang menatap ke arahnya. Hey, demi apapun, Haruto tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Tidak ada magnum atau jus buah" Katanya dingin. "Kita kesini untuk membeli bahan makanan, ingat janjimu itu, koala boy"

Junkyu memajukan bibirnya; membuat  Haruto ingin membungkam mulut anak tersebut dengan bibirnya. "Kau jahat Haru, kau bilang semalam akan memberikan apapun yang aku mau" Katanya, nadanya merajuk lucu.

"Kapan aku berkata seperti itu?"

"Saat kita bercin—umph!"

Haruto membungkam mulut pemuda Koala itu menggunakan telapak tangannya. "Jangan membicarakan hal yang dapat memancing perhatian orang lain, kau paham itu, Kim Junkyu?" Kedengarannya tajam dan mengancam.

Mau tidak mau, Junkyu mengangguk pasrah. Apa boleh buat, kekasihnya tersebut memang kelewat tidak romantis; jangankan mencium pipi atau keningnya, berpegangan tangan saja dia enggan. Kadang Junkyu bertanya-tanya, apa berpacaran dengan manusia batu seperti Haruto itu merupakan kesalahan besar?

Keduanya terdiam, tiada lagi rengekan atau obrolan. Haruto kembali mendorong trolinya, dimana ada Junkyu yang duduk di dalamnya. Jangan tanya mengapa, sejak mereka datang Junkyu sudah merengek agar di perbolehkan duduk di atas troli, padahal usianya sudah beranjak dewasa; dua puluh tahun.

"Kemarin Yoonbin berjanji akan membelikanku es krim sebanyak yang aku mau" Tiba-tiba Junkyu berbicara, nadanya terdengar seperti menyombongkan diri. "Setidaknya ia lebih baik darimu Haru, Yoonbin sangat perhatian"

Haruto tersenyum miring. "Persetan dengan bocah itu"

"Aku tahu kau cemburu" Junkyu memasang wajah menggoda, jari telunjuknya menusuk-nusuk pipi Haruto yang kini mengambil beberapa kotak sereal. "Bisa saja Yoonbin merebutku darimu"

"Apa kau senang dengan itu?"

"Bisa iya, tapi bisa juga tidak" Junkyu tertawa, berusaha menjangkau kotak sereal dengan rasa buah-buahan. "Lagipula Yoonbin sudah memiliki kekasih, aku tidak mau disebut perusak hubungan orang lain, apalagi dia baik padaku"

Haruto tidak menjawab, kembali mendorong troli tersebut.

Kemanapun mereka berdua pergi, pasti setiap orang yang lewat menatap mereka dengan pandangan yang tak bisa di artikan, Haruto bahkan menemukan beberapa murid perempuan tersenyum-senyum sendiri; kenapa mereka masih berada di luar rumah dan memakai seragam? Padahal hari sudah malam.

Baru saja ia akan memutar trolinya menuju tempat sayuran, Junkyu sudah berulah lagi.

"Haru! Haru" Junkyu berteriak heboh. "Bagaimana kalau cokelat? Satu saja? Aku berjanji akan sikat gigi sebelum tidur!" Katanya, menunjuk rak yang isinya hampir seluruhnya cokelat dengan berbagai merek. "Silver Queen? Ayolah Haru" Rengeknya.

"Kau selalu saja berkata seperti itu" Haruto mendesah. "Tapi pada akhirnya kau tidak sikat gigi, naik ke ranjangmu dan langsung tertidur"

Junkyu menunjukkan cengiran tanpa bersalahnya. "Itu karena aku—"

"Sengaja bukan?" Haruto sudah hafal betul bagaimana kelakuan pemuda Koala di hadapannya. Selalu begitu, jika sudah berurusan dengan hal-hal kecil seperti sikat gigi, maka Junkyu akan berpura-pura tidur dan akhirnya, benar-benar tertidur.

ʙʀᴇᴇᴢʏ [ʜᴀʀᴜᴋʏᴜ]Where stories live. Discover now