Kucing Nakal 🌚

5K 338 33
                                    

Seandainya saja, Haruto tidak tertarik dengan tawaran teman kerjanya untuk pergi minum-minum, pasti kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Okay, ini bukan sepenuhnya salah Haknyeon, dia sendiri sebenarnya juga terlalu bosan terus-terusan berada diruang kerja, jadi dengan senang hati menerima tawaran menyenangkan tersebut.

Lalu, apa akibatnya?






"Ini tidak adil, hyung!"

Hampir dua jam lamanya, Haruto tidak berhenti mendengar kalimat protes dari kekasihnya, Kim Junkyu. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam dan bocah itu tidak merasa lelah terus-terusanngambek seperti itu.

"Kau melarangku pergi bermain sementara kau sendiri menghabiskan waktu dengan Haknyeon hyung—uh, kau bau minuman keras!"

"Aku sudah cukup umur, Sayangku" Haruto menjawab, dengan wajah tenang.

Tapi, Junkyu sendiri adalah bocah lima tahun yang terjebak dalam tubuh remaja tujuh belas tahun, jadi, ia memajukan bibirnya, memutar tubuhnya dan melempar pandangannya kemana saja asal bukan wajah Haruto. "Tidak adil, aku sudah tujuh belas tahun"

Haruto menghela nafas. "Kau diperbolehkan minum-minum diusia delapan belas tahun, masih ada waktu sekitar sembilan bulan lagi untuk menunggu" Jelasnya. "Aku minta maaf karena pergi tanpa memberitahumu, aku hanya merasa penat"

Mata sinis Junkyu melirik. "Tapi, kau tidak bermain dengan perempuan, kan?"

Oh, jadi kucing yang satu ini sedang cemburu?

Haruto tertawa pelan. Kau menggemaskan kalau sedang ngambek. Pria bertubuh hampir sempurna itu membawa satu tangannya untuk mengelus puncak kepala junkyu. "Tentu saja tidak, Haknyeon membawaku ke restoran yang normal kali ini"

Meski tidak percaya sepenuhnya, Junkyu ikut-ikut menghela nafas, ia berbalik, menatap mata Haruto untuk mencari kebohongan disana. "Serius! aku akan menerima ajakan Haknyeon hyung jika kau melakukan ini lagi!" Ancamnya.

"Pergi dengan Haknyeon?" Satu alis Haruto terangkat. "Maksudmu?"

Keadaan hening, mendadak.

"Well," Junkyu lekas beranjak, ia berjalan agak cepat menuju kamarnya. Kalau boleh jujur, ia keceplosan, seharusnya ia menjaga rahasia ini, tidak memberitahukan siapapun kalau Haknyeon mengajaknya kencan diam-diam, bahkan Haruto tentu saja tidak boleh tahu.

Penasaran, Haruto mengikuti langkah Junkyu. "Hey, jelaskan dulu"

"Jelaskan apa?" Junkyu berpura-pura bertanya, membuka seragam sekolahnya untuk pergi ke kamar mandi. "Aku hanya mengancammu saja"

"Tidak ada mengancam tapi membawa-bawa Haknyeon, Kim Junkyu" Haruto tidak menyerah, ia menahan lengan kurus milik Junkyu agar tidak pergi kemanapun. "Katakan, apa Haknyeon mengajakmu kencan diam-diam tanpa sepengetahuanku? Lagi?" Tanyanya, pasalnya hal ini pernah terjadi juga sebelumnya.

Kedua bola mata Junkyu tentu saja bergerak gelisah, ia berusaha melepaskan cengkraman tersebut namun itu terlalu kuat, ia tidak bisa melakukan apa-apa. "Tidak! Dia tidak mengajakku kencan atau apa. Tadi itu, aku hanya kepikiran namanya saja!" Elaknya, masih keras kepala.

"Kalau begitu, aku akan tanya pada Haknyeon"

"Jangan!"

"Kenapa?"

Junkyu menggigit bibir bawahnya. "Tidak apa-apa sih, hanya saja, jangan mencari masalah pada orang yang tidak tahu apa-apa, hyung!" Katanya. Semoga saja kali ini Haruto hyung percaya. Remaja itu tersenyum lebar untuk meyakinkan sang kekasih.

ʙʀᴇᴇᴢʏ [ʜᴀʀᴜᴋʏᴜ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang