PART 6

88.8K 5.3K 89
                                    

Sebulan terakhir Hana terlihat sangat berubah. Sifat manjanya yang sebenarnya sangat kelewat batas. Apalagi sering meminta Aisyah melakukan ini itu. Menyuruhnya semaunya. Dan mas Fahri sangat menyayangi Hana. Sehingga menuruti semua maunya. Termasuk memaksa Aisyah melayani Hana layaknya pembantu dirumah.
Pagi ini Aisyah bangun pagi seperti biasanya. Dia menuju dapur dan memasak selepas sholat subuh. Padahal, semalam dia tak memejamkan matanya barang sejenak. Matanya hitam dan terlihat kuyu. Sejak Hana hamil, Aisyah mengambil alih semua pekerjaan Hana. Hana menjadi sedikit manja dan bermalas - malasan. Mungkin karena bawaan kehamilannya.
Jika kalian pikir Aisyah keberatan, jawabannya adalah NO!
Justru Aisyah sangat senang. Karena suaminya lebih banyak waktu untuknya. Lebih manis?? Iya. Dia lebih manis...
Tap 
Tap
Tap
Mas Fahri menghampiri Aisyah di dapur. 
“Dek, ada yang bisa mas bantu?” Tanya mas Fahri lembut.
Aisyah berbalik dan tersenyum.  “Mas mau minum apa?” Tanya Aisyah lembut tanpa menjawab pertanyaan mas Fahri.

“Ah, enggak dek. Mas mau bantu kamu aja. Ya Allah mata kamu merah dek. Ngga tidur semalam?” Tanya mas Fahri. Kelihatan dia sangat khawatir. Hati Aisyah menghangat.
“Enggak papa kok mas,”  jawab Aisyah sambil menyerahkan susu hangat untuk suaminya.
“Kamu lelah yah. Harus urus ini itu sendiri. Kuliah juga. Apa lagi kamu sedang urus tesis kamu dek,” ujar mas Fahri sambil mengelus jilbab Aisyah.
Aisyah terenyuh. Rasanya baru kali ini dia dianggap ada oleh suaminya. Jika dengan sakit dia diperhatikan dan disayang pasti Aisyah rela sakit saja.
Air mata Aisyah mengalir. Bukan air mata kesedihan. Sungguh, ini air mata kebahagiaan kedua selama pernikahannya.
“Ssst..kok nangis dek? Pusing, hmm?” Tanya mas Fahri lembut. Lalu memeluk Aisyah. Aisyah menyandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya kali ini. Rasanya begitu nyaman.
Jantung Aisyah berdetak hebat. Selalu seperti ini. Jantungnya harus bekerja ekstra setiap berhadapan dengan mas Fahri, suaminya.
Untuk pertama kalinya Fahri merasa jantungnya berdetak hebat. Entah rasanya gugup. Ini pertama kali dia merasakan apa yang sering dia rasakan pada Hana. Apa mungkin seorang pria jatuh cinta pada dua wanita??
Entah keberanian dari mana, Fahri melepas pelukannya dan mencium kening Aisyah lama.
Aisyah tersentak kaget. Iya, ini kedua kalinya mas Fahri mencium keningnya. Darah Aisyah berdesir hebat. Rasanya ingin waktu berhenti saat ini juga. Bolehkan Aisyah bahagia bersama suaminya sekarang??
Mas Fahri memeluk pinggang Aisyah posesif. Lalu menarik ceruk leher Aisyah. Bibir ranum Aisyah mengganggu pikirannya. Mas Fahri melumat lembut bibir Aisyah. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Aisyah merasakannya. Menyecap manisnya bibir suaminya. Apa kabar dengan jantung Aisyah sekarang?
Mereka berpagut cukup lama. Mencurahkan kerinduan yang menggunung, meski tinggal serumah mereka tak pernah seintim ini.
“Maas!  mana minumku?!”  Teriak Hana dari kamarnya.
Aisyah dan Fahri melepas ciuman mereka. Aisyah menunduk. Pipinya merah. Menggemaskan menurut Fahri.
Ah, bagaimana Fahri baru sadar Aisyah semenarik ini? Padahal bertahun-tahun mereka bersama. Dia Aisyah, istri sholihahnya dengan kesabaran tak terbatas. Dengan keikhlasan tanpa bendung. 
Dia Aisyah, istri yang setia menunggunya di depan teras hingga tengah malam hanya untuk pulang bekerja. Dan selalu tak dihiraukannya karena otak dan pikirannya dipenuhi Hana. Iya, dia Aisyah gadis istimewa. Rasanya Fahri tak pantas menyebutnya gadisnya. Sungguh malu rasanya mengaku gadis sebaik Aisyah.
“Mas kesana dulu yah,”  Fahri mengambil air putih lalu berlalu. 
Aisyah memegang dadanya sambil tersenyum. Allah… biarkan ijinkan Aisyah bahagia kali ini.
“Dek,” Fahri balik lagi dengan gelas ditangannya.
“A-ada apa mas? Ada yang tertinggal?” Tanya Aisyah lagi.
“Iya”
Fahri mendekat dan mengecup bibir Aisyah sekilas. Iya, hanya mengecupnya. Lalu mengerlingkan matanya dan tersenyum manis.
“I love you sayang…” ucap Fahri pelan lalu berbalik menuju Hana.
“Massss lama!”  Teriak Hana dari kamarnya. 
Fahri hanya berlari dengan membawa minum pesanan Hana. 
Aisyah masih membatu sambil memegang bibirnya. Senyumnya mengembang. Hari ini adalah hari paling membahagiakan baginya. Tak masalah dia tak tidur semalaman suntuk hanya untuk mengurusi Hana.

'Ijinkan aku bahagia bersamamu.
Sekali ini saja.biarkan aku egois. Sekali saja.
Aku ingin merasakan bahagia sama seperti mu'....

AISYAH WEDDING (END)Where stories live. Discover now