Keceplosan 2

45 27 6
                                    

"YES DAPET CIUMAN DARI KAKAK GANTENG" Teriak Tisa setelah mendapat kecupan di pipi kanan nya secara tidak sengaja.

Sontak Vandro dan Bella saling menepuk jidat masing-masing. Bodoh kau Vandro! Tak seharusnya seperti itu kan. Kalau Tisa mengadu kan bisa bahaya. Batin Bella

Tisa tersenyum jail setelahnya.
"MAMAAAAAA....." Teriak Tisa kembali dan berhasil membuat sang mama mendatangi mereka.

"Kenapa sih teriak-teriak, ini rumah bukan hutan. Ada apa?" Ucap mama Janie sambil menuruni tangga.

"Ma, masa tadi---"

"Ma, ada tamu nih." Potong Bella langsung. Tisa hanya mencebikkan bibir nya.

"Eh nak Vandro ada disini." Janie menghampiri Vandro dengan senyum sumringahnya. Bella bertanya-tanya kini, apakah mereka saling kenal sebelumnya?

"Iya tante, bagaimana kabar tante?" Tanya Vandro lalu.

"Baik kok, mama kamu gimana kabarnya? Suruh main sini dong, kangen nih tante."

"Iya tan, lain kali Vandro ajak mama buat main kesini."

Bella hanya diam saja memerhatikan mereka berdua berbincang. Sedangkan Tisa, sudah kembali ke kamarnya. Untung saja ya kan

"Mama kenal sama Vandro?" Bella bersuara.

"Iya, Vandro anak nya tante Dea. Temen mama dulu di kantor, tapi sekarang udah gak kerja lagi." Jelas Janie pada anaknya.

Bella hanya ber-oh ria saja

"Ya sudah ya, tante ke atas dulu masih ada kerjaan yang belum selesai. Gara-gara teriakan Tisa tadi." Pamit Janie pada Vandro dan hanya di angguki Vandro sambil tersenyum tanda iya.

Tinggalah Vandro dan Bella di ruang tamu lagi tanpa adanya gangguan. Wait! Tapi mereka harus waspada sama sekitar. Takutnya Tisa muncul tiba-tiba kan gak lucu.

"Salah sasaran deh tadi." Bella tersadar akan ucapan Vandro dan ia hanya bisa menahan diri agar tidak tertawa.

"Lagian main nyosor aja kamu, dasar nakal!" Bella memukul pelan lengan Vandro. Yang dipukul pun hanya terkekeh.

"Makanya kamu jadi orang jangan ngegemesin, jadi nya aku gak bisa kontrol kan." Ucap Vandro sambil mencubit kedua pipi Bella.

"Sakit ih! Emang udah dari lahir ngegemesin jadi ya udah lah ya." Bella tertawa lalu.

"Bel, aku gak nyangka kalo kamu anaknya tante Janie. Mungkin kita jodoh kali ya."

"Aminin jangan?" Ledek Bella.

"Aminin lah harus!" Tegas Vandro.

"Ah gausah di aminin." Ucap Bella lalu.

"Harus!" Kekeh Vandro.

"Bella gak mau, gimana dong?"

"Harus aminin bodo!"

"Gak!"

"Aminin atau aku..."

"Apa?!"

Vandro mendekatkan wajahnya ke wajah Bella. Bella langsung memundurkan pelan wajahnya agar menjauh dari tatapan maut Vandro.

Sedekat ini, tentu saja jantung Bella berdetak cepat. Begitu pun Vandro.

Shit! Jantung gw marathon tiap deket Bella. Batin Vandro

Ya tuhan jaga jantung hamba agar terkontrol. Batin bella

Manik mata mereka bertemu. Saling tatap, saling diam, saling membatin, dan yak! Saling tersenyum. Stress nih berdua:v

PERCAYALAH [TAMAT]Where stories live. Discover now