Luka di kaki makin perih, menjadikanku tertatih
Tubuh ini semakin lemah, aku menjelma jadi bayi yang perlu dititah
Laut itu memerah, menyebarkan luka berdarahKini aku tak tahu arah
Negri ini menjadi tak berpenghuni
Raja tak lagi berkuasa
Mahkota hanya sebagai hiasan tak berhargaBangkai-bangkai manusia tergeletak bak di pengungsian
Aku diasingkan, ke masa depanLangit hitam kelabu
Yah, hanya warna itu
Putih biru? Tak ada lagi warna ituSemua binasa karena ulah manusia Mereka membabat habis pepohonan
Yang tersisa haya batuan tak bertuanApa aku juga ikut andil di dalamnya?
Heh,
Aku terlalu egois
Ini memang salah manusia
Tapi tak semuaBegitulah, satu anggota sebuah koloni berbuat salah. Kolonilah yang kan dicap salah.
Beluk, 13 April 2019
@Vadhianatta
![](https://img.wattpad.com/cover/157493409-288-k968250.jpg)
YOU ARE READING
PeNata
PoetryAku adalah pujangga yang tak selamanya bahagia. Namun sebisa mungkin aku harus bisa bersandiwara agar pembaca bisa ikut merasa. Jangan lupa tinggalkan bekas baca dengan memberi vote yang kau punya.💃