IX | WOLFSBANE

2.4K 572 165
                                    


Game over is a phase in which none of the players won.

"Ya Tuhan ... Mae dimana?!?!" Bian gak berhenti menyalahkan kelalaiannya membiarkan si bungsu pergi dengan vampir berstatus suami nya itu.

"Kalo Mae beneran gak pulang besok pagi, gue bunuh mereka bertiga." Bian seolah gak puas hanya dengan melebami wajah si dokter tadi.

"Gue juga gak nyangka Wino bakal ..." Hansel terdiam setelah mengingat sesuatu. "... tragedi itu."

Bian terbelalak mendengar ucapan pemuda di hadapannya. Terlebih, Hansel gak melanjuti kalimatnya dan langsung menuju ke kamar untuk melakukan pencarian di laptop. Little did he know, kakaknya berharap dia gak akan menemukan apa - apa.

Tapi sayangnya teknologi terkini sudah kelewat mutakhir, sehingga gak mungkin ada sesuatu yang hilang tanpa jejak, sekalipun hanya sehelai rambut sebagai bukti.

"Kabi, nih baca!"

Bian melihat layar laptop Hansel sambil menarik napas panjang. Tertera jelas judul artikel tersebut adalah 'Tragedi 17 April 2007'.

"Gue yakin banget ini ada kaitannya sama kecelakaan Mama Papa 10 tahun lalu! Nih coba lihat yaㅡ"

"Hans ... sekarang kita fokus nyari Mae aja ya."

Sontak saja perkataan Bian membuat pemuda bersurai hitam itu bangkit dari kursinya dengan curiga.

"K-Kok ...? Heh, lo gak nyembunyiin sesuatu dari gue sama Mae, kan??"

Jika saja Bian menggeleng, mungkin Hansel tidak akan membanting layar laptopnya sekeras itu. Respons yang diberikan sang kakak jelas di luar ekspektasinya.

"Gila lo ya?! KENAPA SELAMA INI LO MALAH DIEM AJA??!!"

"Lo berdua gak perlu mikirinㅡ"

"GAK PERLU? Wah. Sialan. Gue kira lo orang yang paling bisa gue percaya. Ternyata gue salah!"

"Bukan gitㅡ"

"SHUT UP!!" Hansel kehilangan kendali dan langsung melayangkan tinju ke wajah Bian hingga si korban terjatuh. Bian gak melawan, karena dia tahu posisinya saat ini tidak bisa dibenarkan.

"Apa untungnya buat lo nyimpen semua itu sendirian, hah? Lo pikir gue anak kecil yang GAK PERLU TAHU APA - APA??!!"

Ini kali pertama Bian melihat adik laki - lakinya mengamuk seperti akan memakan orang.

"Maafㅡ"

"MATI AJA LO, BRENGSEK!"

Bian gak punya hak mencegah Hansel pergi setelah rahasia terbesar yang digenggamnya selama bertahun - tahun terbongkar.

Bian sadar kedua adiknya masih sangat terpukul dengan insiden orangtua mereka sampai detik ini. Bian gak bisa menceritakan kronologis aslinya dan membuat mereka mengusung dendam. Namun nyatanya keputusan yang dia pilih menuai hasil yang lebih buruk.

Dia kehilangan sesuatu yang paling berharga dari orang - orang yang dilindunginya selama ini. Kepercayaan.

"Masih sakit gak, Kak?" Mina menyodorkan kompres untuk sang kakak yang wajahnya baru saja kena amuk tetangga.

"Udah gak apa - apa." Wino menaruh laptop di pangkuan, membetulkan letak kacamatanya sambil menghela napas.

"Kak," giliran Damia yang menginterupsi konsentrasi Wino.

"Hm?"

"Jadi tadi gimana? Dan dimana?"

Yang diberi pertanyaan malah bungkam.

Predators Next Door [DAY6 Wonpil]Where stories live. Discover now