Part 42 - Putus

93.8K 4.3K 362
                                    

"Luna gimana keadaannya? Lo sering banget batalkan janji sama gue demi nganter Luna ke rumah sakit."

Mata Afgan memicing jail. "Kamu cemburu?"

"Ah, enggak," jawab Amanda sambil menggelengkan kepala. Dalam hati sih iya banget. "Karena gue udah tahu permasalahan yang sebenarnya, jadi gue selalu lupa bawa rasa cemburu. Rasa cemburu gue selalu gue tinggal di rumah. Yang ada hanya rasa cinta dan sayang," canda Amanda.

"Gembel, eh gombal maksudnya," balas Afgan dengan candaan pula.

"Ya udah, pergi sana. Takutnya Luna kelamaan nunggu," ada nada tidak rela dalam suara Amanda. Entah dapat Afgan baca atau tidak.

"Aku pergi dulu kalau begitu. Titip salam dari Afgan ganteng buat Bu Asih dan calon mertua." Afgan menghidupkan kembali mesin motornya.

"Hati-hati di jalan. Titip salam buat Luna," balas Amanda sambil tersenyum.

Wajah bahagia Amanda berubah sedih ketika Afgan benar-benar pergi. Laki-laki itu hilang di balik pagar rumah Amanda.

Amanda merasa tersanjung karena Afgan mengutamakannya hari ini. Afgan lebih memilih untuk mengantar Amanda pulang, namun tetap saja. Pada akhirnya Afgan akan kembali pergi ke arah Luna.

Membuat Amanda merasa terasingkan.

Dihapus untuk kepentingan penerbitan.

NOVEL AMANDA TERSEDIA DI TOKO BUKU DAN GRAMEDIA SELURUH INDONESIA.

GRAB IT FAST TEMAN-TEMAN. JANGAN SAMPAI KEHABISAN 😊😊😊

Tbc

Makasih udah mampir 😍
.

.
.
.
.
Mampir ya di ceritaku THE GREATEST DADDY 😊😊 Ada di lapak sebelah
.
Berikut cuplikannya
👇
👇
👇

"Ayo katakan  kalau dia bukan anak gue!" perintah Bayu tegas.

"Bohong! Dia anakmu!"

Oh Tuhan, maafkan Dira untuk kebohongannya yang kesekian kali hari ini. Dia kalah mendengar tangisan Rani.

"Apa?!" jerit Bayu tidak terima.

Dira memasang wajah menyedihkan. Sebisa mungkin ia membuat matanya berkaca-kaca dan segera meneteskan air mata. Dira harus sedikit berakting sekarang.

"Dia anakmu. Cukup kebohonganmu selama ini! Aku sudah tidak tahan lagi menanggung ini sendirian. Demi Tuhan, dia anakmu!"

Bibir Bayu terbuka lebar dan hampir saja jatuh mendengar perjelasan Dira. Seketika wajahnya mengeras.

"Bayu, lo harus bawa cewek ini sama putri lo ke rumah! Mama sama Papa harus tahu masalah ini. Sekarang ikut Kakak!"

Dan bibir Bayu benar-benar jatuh karena perintah kakaknya. Bagus, masalah ini sepertinya akan berakhir panjang.

Yuk baca kelanjutannya 👉👉👉

Amanda [END - SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang