Cintai dulu penciptanya

65 5 0
                                    

Jam menunjukan pukul setengah tujuh aku bergegas ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Aku berjalan menuju kelas di koridor sekolah tak sengaja aku bertemu Fikri.
"Nabila khoirunisa" panggilnya.
"Waalaikumsalam" jawabku sambil menundukkan wajahku.
"Eh iya Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam ada apa fik" tanyaku.
"Aku mau ajak kamu nonton kamu mau gak? Setelah pulang sekolah"ajaknya.
Aku harus gimana gak mungkin aku jalan dengan yang bukan makhrom ku.
Aha! Aku ajak Tasya aja.
"Oke dengan satu syarat" jawabku .
"Apapun itu akan akau lakukan" ucapnya antusias.
"Ajak Tasya juga " jawabku.
"Yaaah " keluhnya.
"Kenapa keberatan yaudah ga jadi aku mau ke kelas dulu Assalamualaikum " ucapku meninggalkan fikri dan menuju ke kelas.
Di kelas sudah ada tasya.
"Assalamualaikum sya" sapaku ke Tasya.
"Waalaikumsalam bil tumben kamu berangkat siang " tanyanya.
"Aku tadi bertemu fikri di koridor dia ajakin aku nonton tapi aku ingin kamu ikut" jawabku.
"Kenapa ajak aku bil kalian berdua aja".
Tasya tasya kamu tuh bantuin aku kenapa.
"Sya plis deh kamu kan udah tau kalo kita dilarang berdekatan dengan yang bukan muhrim yakan" ucap ku.
"Iya deh iya aku ikut demi sahabatku yang cantik ini hehehe". Kamu memang sahabat terbaik ku sya.
"Sip deh makasih tasya sayang " candaku.
"Sejak. Kapan kamu jadi lesby bil hahaha" ucapnya. Kami pun saling tertawa dan bel pelajatan dimulai pun berbunyi guru datang dan menjelaskan materi pelajaran.
Tak terasa bel istirahat berbunyi. Terlihat fikri menuju mejaku.
"Oke bil kita jadi nonton nanti" jelasnya.
"Sama tasya? "Tanyaku.
"Iya kan kamu yang mau"jawabnya.
"Oke aku setuju kamu mau kan sya " tanyaku ke tasya.
"Siap apa sih yang nggak buat sahabatku ini" godanya.
"Sip kalo gitu aku mau ke kantin dulu ayo sya. Assalamualaikum ". Aku dan Tasya pun pergi meninggalkan fikri dan menuju kantin. Soal fahri jangan tanyakan kelihtan dia memperbaiki diri dia jatang mendekatiku lagi. Alhamdulillah semoga dia istiqomah dan menuju jalanya karena Allah Amin....
*back to topic.
Kami pun berada di kantin
Selesai makan kami menuju ke kelas memulai pelajaran berikutnya . Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Bel pulang berbunyi aku pulang dengan Tasya dan Fikri karena kita akan nonton.
Sebenarnya aku juga gak mau sih nonton tapi gak baik nolak rezeki hehehe. Asalkan ada sahabtku.
Aku sudah ijin ke mama bahwa aku mau nonton dengan Tasya dan fikri.
Kami pun memasuki mall dan menuju ke bioskop untuk menonton film yang kita inginkan. Selesai nonton kita ke resturant yang ada di dalam mall tersebut.
Hening mengisi ruang makan kami.
"Nabila" panggil fikri
" hmmm iya ada apa fik" tanyaku.
"Mmmm gini bil aku sudah lama mencintai kamu. Kamu mau gak jadi pacarku" ucap nya terang terangan. Aku dan Tasya pun terkejut akan perkataannya. Ya Allah mengapa ujian yang sama datang lagi aku harus gimana.
Tasya memgang tanganku dia mengisyaratkan bahwa aku bisa mencairkan masalah ini dengan caraku. Dengan bismillah maka aku menjawab.
"Sebelumnya aku minta maaf fik terima kasih telah mencintaiku tapi citaku hanya untuk sang pencipta fik. Dalam agamaku tidak ada ajaran untuk berpacaran fik. Aku sarankan cintailah dulu Allah menujulah ke jalannya. Jangan terjebak akan nafsumu fik. Jangan berfikir aku tidak punya rasa aku punya fik tapi rasa cintaku hanya untuk. Allah sekali lagi maaf dan terima kasih karena telah mencintai aku dan semoga kamu dapat memahami perkataan ku tadi. Aku dan tasya pamit pulang dulu Assalamualaikum " jawabku panjang lebar.
"Waalaikumsalam salam " jawabnya dengan muka datar.
Aku dan tasya pun pulang. Setelah sampai dirumah aku menunaikan sholat ashar. ya kali ini aku terlambat karena nonton. Aku pun melaksanakan kewajibanku. Setelah itu aku membaca al quran sambil menunggu waktu sholat maghrib.
"Ya Allah ujianmu begitu indah hari ini dengan caramu mengujiku aku yakin akan menguatkan imanku. Sosok pria yang mencintaiku berikan dia hidayahmu agar menuju jalan mu ya Allah. Amin...."
#Nabilakhn

Sampai disini dulu ya guys jangan lula vote and coment 🤗

Bagaikan Air WudhuWhere stories live. Discover now