10. Sia-sia

2.6K 121 3
                                    

Sebelumnya aku mau minta maap dulu sama kalian yang nungguin cerita ini karna udah lama gak update. Maapin kemalasanku dan kesibukan aku yaa...

Jangan lupa votenya yaaa bep...

Oke langsung aja, happy Reading...
-
-
-

"A-alex" Panggil Amel lirih dengan senyum kikuk nya.

Alex menggeser kursi di sebelah Amel, lebih tepatnya kursi Lisa di kelas itu, lalu duduk dengan santainya dan melihat ke arah Amel.

Karna tidak mendapatkan respon dari Alex, Amel pun memberanikan diri untuk menanyakan kenapa cowok itu malah ke kelasnya. "A-alex, ngapain ke sini?" Tanya Amel dengan suara pesannya.

Alex mengangkat sebelah alisnya, seolah-olah pertanyaan Amel adalah pertanyaan konyol. "Lo kenapa gak ke kelas gue?" Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Amel, dia malah balik bertanya.

"Eum.. A-anu, eh... " Amel merutuki mulutnya sendiri yang seolah sangat susah untuk berbicara.

Amel menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi oksigen dan tenaga yang akan ia gunakan untuk menjelaskan alasan mengapa ia tidak menemui cowok itu di kelasnya. "A-amel minta maaf, Alex." Bodoh! Kenapa malah mengatakan maaf, Amel? Rutuknya dalam hati.

"Untuk?"

Amel memejamkan kedua matanya. "Karna Amel kayaknya gak bisa kasih kado ke Alex, Amel gak mau paper bag pandan Amel dibuang Alex, Amel gak rela." Amel langsung menghembuskan nafas panjangnya dengan kedua mata yang terus menutup erat.

Alex menahan bibirnya untuk tidak tertarik ke atas karna melihat kelakuan dan ekspresi Amel saat ini. Ketika Alex melihat mata Amel yang perlahan akan terbuka, dia pun berusaha menormalkan kembali ekspresi nya. Amel membuka salah satu matanya untuk melihat ekspresi Alex saat ini. Sungguh Amel sangat takut kalau Alex akan marah padanya, tapi dia tidak melihat ekspresi itu, yang Amel lihat hanya ekspresi datar khasnya Alex.

"Alex gak marah?" Tanya Amel dengan kedua mata yang sudah sempurna terbuka.

Bukannya menjawab, Alex malah mengulurkan tangannya untuk mengambil paper bag bergambar panda itu untuk diambilnya. "Ini buat gue kan?" Tanya Alex.

Mata Amel membulat sempurna, dan mulutnya terbuka walau tidak lebar. Dia terkejut, bukan! Amel sangat terkejut. Karna tidak mampu mengeluarkan suaranya, dia pun hanya mengangguk semangat sebagai jawabannya.

Runtuh sudah pertahanan Alex, dia menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyum kecil, bahkan sangat kecil tapi mampu untuk bisa dilihat Amel. "Thanks." Ucap Alex sebelum berdiri dan meninggalkan Amel sendiri di kelas itu dengan keadaan yang masih terkejut dan bahagia.

Tepat saat Alex melangkahkan kakinya keluar dari pintu kelasnya Amel, bel tanda istirahat telah selesai pun berbunyi. Alex berjalan menuju kelasnya dengan menenteng paper bag yang di dalamnya berisikan kado dari Amel. Dan itu tentu saja menyulut perhatian banyak siswa maupun siswi yang masih berada di Koridor.

Sedangakan di dalam kelas, siswi berambut sebahu itu masih berusaha menahan agar tidak teriak di dalam kelasnya yang perlahan mulai ramai karna teman-temannya mulai masuk untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Dan yang dia lakukan sekarang hanyalah senyum-senyum sendiri dan menutupi wajah bahagianya dengan kedua tangannya.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now