38. Adek Bayi

822 70 14
                                    

Haloooooo....

Apa kabar?

Semoga baik-baik aja yaaa..

Maaf baru bisa update, maaf banget:'(

Semoga masih ada yang betah nunggu cerita ini tamat yang mungkin sebentar lagi:)

Oke langsung aja yuk..

Happy Reading...

Dari pagi hingga sepulang sekolah Lisa tidak fokus dengan pelajarannya, ia terus memikirkan keadaan mamahnya serta calon adik nya. Mungkin kalau Avi–Ibu Lisa tidak memaksa Lisa untuk tetap pulang karna besok harus sekolah, ia akan terus menemani mamahnya, tapi karna permintaan mamahnya itu lah Lisa tidak bisa membantah untuk stay di rumah sakit menemani mamahnya sampai selesai oprasi sesar untuk mengeluarkan calon adik nya yang padahal belum waktunya.

Lisa menghembuskan nafas beratnya. Ia masih mengingat jelas kejadian tadi malam. Kejadian yang telah dilakukan papah tirinya sebelum kabur dari rumah. Saat ini perasaan Lisa antara sedih, tertekan, bingung, sekaligus bahagia, dan semua itu akibatnya hanya satu, karna papah tirinya.

Lisa mengusap air matanya kasar ketika melihat Amel kembali setelah membeli minuman dari Bibi kantin.

"Ini." Amel menyodorkan pop ice rasa coklat.

"Kita tunggu Alex dan teman-temannya selesai latihan dulu ya, habis itu ke rumah sakit." Ujar Amel pada Lisa yang kini hanya mengangguk.

Amel tersenyum kecil lalu mendekat ke arah Lisa.

"Lilis gak usah khawatir, Tante Avi dan adek bayi pasti selamat." Ujar Amel sambil mengelus pelan pundak Lisa.

Ya, Amel maupun Lisa memang sudah tahu keadaan Avi serta bayi nya saat ini sangat lemah. Avi yang pendarahan hingga saat ini belum sadarkan diri setelah selesai menjalani oprasi, dan bayi nya yang mengalami lemah nya detak jantung sehingga harus mendapatkan perawatan khusus.

Selain masalah itu, Lisa juga dibebani masalah keuangan untuk membayar oprasi ibu nya yang ternyata sudah dibayar oleh keluarga Amel. Lisa ingin marah, ia sangat marah sebab lagi-lagi hal ini disebabkan oleh papah tirinya yang kabur dengan membawa semua tabungan ibu nya. Lisa bingung bagaimana cara mengganti uang sebanyak itu, dan kini uang untuk biaya sekolah nya pun sudah diambil habis oleh papah tirinya.

Lagi-lagi air mata Lisa jatuh tanpa bisa ditahan. Ia sangat malu pada Amel dan keluarga sahabatnya itu. Dia hanya lah orang asing yang beruntung dipertemukan dengan keluarga sebaik mereka.

"Gu-gue bingung, Mel.. " Ucap Lisa terbata menahan suara tangisnya.

Amel yang mendengar itu sebenarnya bingung, tapi tak urung ia memeluk Lisa agar nangis sepuasnya pada pelukannya. Amel tahu Lisa menahan ini dari semalam, jadi saat ini Amel sudah siap menampung semua kesedihan Lisa agar sahabatnya itu merasa sedikit lega.

"Lo dan keluarga lo udah baik banget, gue bingung gimana cara nya nebus kebaikan kalian, gimana cara nya gue tetap bertahan sekolah dengan keadaan ekonomi keluarga gue yang kek gini? Gue takut,"

Tubuh Lisa bergetar dalam pelukan Amel. Ia menangis sejadi-jadinya tanpa melihat keadaan kantin yang memang masih sedikit ramai. Lisa tidak bisa menahan nya lagi, ia merasa cobaan ini adalah beban terberat kedua setelah papah kandungnya meninggal dulu.

ALEXAMEL (SELESAI) Onde histórias criam vida. Descubra agora