33. Bukti Persahabatan

1.8K 110 41
                                    

Haloooooooo............💃💃💃

Apa kabar?

Gimana? Masih nunggu kisah ALEXAMEL kah? Atau sudah bosan? (Harapanku semoga masih setia nunggu ya😊)

Btw, aku mau minta maaf karna lama update, dan untuk itu pula aku persembahkan sebuah part panjang untuk kalian. Sumpah di part ini aku nulis sampai lebih dari 4rb kata, jdi aku mohon sama kalian untuk part ini KALIAN WAJIB VOTE DAN KOMEN!!! Bodo, untuk kali ini aku maksa😠😭

Oke, segitu aja sapa-sapanya. Yaudah yuk...

Happy Reading😘😘😘

Pagi ini Alex benar-benar menjemput Amel di rumahnya untuk berangkat sekolah bareng sesuai dengan janjinya tadi malam pada Amel. Alex menunggu Amel di depan pos satpam yang ada di rumah Amel, ia sedang mengobrol dengan pos satpam tersebut tentang Velix yang terkena tembak kemarin. Hampir seluruh penghuni rumah Amel sudah mengetahui kejadian yang menimpa Velix, hanya Amel saja yang masih tidak tahu tentang itu. Alex tahu alasan kedua orang tua Amel menyembunyikan ini dari Amel, karna Amel adalah tipe orang gampang khawatir jika mengetahui orang-orang terdekatnya terluka, maka dari itu kedua orang tua Amel memilih menyembunyikan hal ini dari Amel.

Amel keluar dari rumah nya dengan muka lesu, padahal tadi malam ia sangat tidak sabar menunggu pagi menyapa, tapi yang saat ini Alex lihat adalah muka sedih dari cewek itu ketika berjalan ke arahnya.

Alex masih memperhatikan wajah sedih Amel bahkan ketika perempuan itu sudah ada di hadapannya. Amel mendongak menatap Alex dengan netra yang berkaca-kaca. "Kenapa?" Tanya Alex sambil menatap netra Amel yang masih berkaca-kaca.

Pak Jono selaku satpam di rumah Amel hanya bisa tersenyum memaklumi. Ia tahu alasan Amel tiba-tiba sedih ketika pagi yang masih dibilang baru menyapa.

Amel menggeleng menanggapi pertanyaan Alex, ia pun langsung berjalan ke arah motor Alex dengan Alex yang mengikutinya di belakang setelah Alex berpamitan kepada Pak Jono.

"Duluan, Pak," Pamit Alex pada Pak Jono.

Pak Jono mengangguk. "Iya, Den, hati-hati di jalan. Non Amel seperti itu pasti karna Bapak sama Ibu belum pulang dari rumah sakit." Jelas Pak Jono.

Alex mengangguk paham, lalu setelah itu ia pun menyusul Amel yang sudah berdiri di samping motornya.

Alex langsung mengambil helm yang sudah ia siapkan untuk Amel dan memakaikannya pada kepala Amel, sedangkan yang dipakaikan hanya diam menurut saja. Setelah terpasang sempurna, Alex pun membantu Amel untuk naik ke motor nya dan mereka pun mulai membelah jalan kota Jakarta yang terbilang masih cukup sepi karna masih pagi.

Di perjalanan menuju sekolah Amel hanya diam memikirkan apa yang ada dipikirannya saat ini. Lalu tiba-tiba Alex menarik tangan Amel agar memeluknya dan tentu saja itu membuat Amel yang sedang melamun seketika terkejut.

"Pegangan." Pintah Alex.

Amel mendekatkan wajah nya ke depan. "Kalau peluk boleh?" Tanya Amel meminta izin.

Alex tidak langsung menjawab, tapi tiba-tiba ia langsung menarik tangan Amel agar melingkar di perutnya. Amel tersenyum kecil melihat respon Alex, ia pun langsung memeluk Alex dan menyandarkan kepalanya pada punggung Alex dengan mata yang terpejam menikmati angin pagi dan berusaha melupakan sejenak pikiran negatif yang bersarang di kepalanya.

"Makasih, Alex,"

🍂🍂🍂

Pak Jono benar kalau kedua orang tua Amel memang belum pulang dari rumah sakit untuk menemani Velix yang baru sadar subuh tadi, karna ketika di perjalanan menuju kelas Amel tiba-tiba Alex mendapat pesan dari Tari untuk menemani Amel sarapan, karna Tari yakin kalau putrinya pasti belum sarapan lantaran tidak ada yang menemani hingga belum sampai pada kelas Amel, Alex menarik Amel ke arah kantin.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now