Chapter 19 : between forgetting and naughty

2.7K 83 4
                                    

Hepi riding guys.
Happy Reading. Please jika ada typo mohon dibantu ya....
@@@

Di sisi lain. Seorang pria mendengarkan perbincangan yang memang tidak patut ia dengar. Ini bukan unsur disengaja, tetapi ini benar-benar tidak sengaja. Matanya menatap punggung gadis itu berjalan menuju parkiran. Sesekali melirik ke arah Chika yang menangis. Ingin membantu untuk menenangkan Chika. Namun, ia segan. Sepertinya membiarkan gadis itu sendiri, adalah hal yang terbaik. Terkadang seseorang  menenangkan dirinya adalah dengan cara menyendiri.

Dylan kembali melirik gadis yang melewati koridor itu. Berusaha mengejarnya. Entah sejak kapan ia benar-benar kepo dengan urusan seseorang.

"Hei," sapanya sembari menghadang Dara untuk berjalan.

Dara memutar matanya malas.

"Minggir!"

Namun, pria itu membalasnya dengan senyuman hangat.

"Minggir nggak, Lo!" usir Dara sembari mencari celah agar bisa menghindar dari cowok itu.

"Panggil gue Dylan."

Adara semakin mengeratkan kepalan tangannya geram.

"Malas! Sekarang Lo bisa minggir?"

Dylan kembali tersenyum. Mata cokelatnya menyorot dalam mata Dara.

"Gue pengen ngomong sama Lo."

Adara meremas jarinya kesal.

"Cepat. Apa?"

Dylan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tapi bukan di sini."

Bocah! Kesal Dara dalam hati.

Adara mengacungkan telunjuknya bertepatan di batang hidung Dylan yang mancung.

"Lo--"

Dylan menghela berat. Menarik tangan Dara tanpa persetujuan. Terpaksa Dara harus ikut dengannya.

***

Dylan mengajaknya duduk di sebuah kafe yang ramai pengunjungnya. Serta pelayanan yang didapatkan juga sangat ramah. Sangat cocok sekali para remaja melepaskan penatnya di kafe ini. Apalagi alunan musik berbagai genre juga ada di kafe ini.

Adara melirik arlojinya. Beralih menatap Dylan malas.

"Cepat! Waktu Lo hanya lima belas menit dari sekarang.'

Dylan melongo.

"Apa? Lima belas menit?"

Adara mengangguk antusias.

"Atau gue kurangi lagi menjadi sepu--"

"Oke, gue mulai," potong Dylan waspada.

Adara menyikat rambutnya asal.

"Gue--" ucap Dylan menjeda. Ia terpesona dengan wajah cantiknya Adara.

Adara merasa risih dengan tatapan Dylan.

"Lo mau ngomong atau gue pergi sekarang?"

Dylan tersentak.

"Oke, maaf."

"Tangan Lo kenapa?"

"Bukan urusan, Lo!" kelakar Dara dingin.

Dylan menunduk sendu.

"Tapi gue butuh alasan," ujar Dylan.

Adara terkekeh geli. Menatap tidak suka Dylan.

"Alasan untuk apa?"

Queen Of BAD GIRL ✔(Completed) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt