Chapter 20 : Initially the heart

2.5K 76 2
                                    

Happy reading❤💖
Typo? Komen ya ... bantu oh bantu....

***
05:00 WIB

Dara terbangun lebih pagi dari sebelumnya. Hari ini adalah hari minggu. Untuk apa ia cepat sekali bangun. Kalau bangun ia akan mengapa? Di setiap kali ia sadar dari tidur, tidak ada apapun yang berhasil membuatnya bahagia. Menjalani kehidupan dengan lamunan-lamunan yang semakin menyeretnya ke dunia depresi. Ia mengacak rambutnya untuk ke sekian kali dan bergerak menuju kamar mandi. Karena, kemaren ia tidak mandi. Badannya terasa begitu lengket.

Beberapa menit berlalu. Baju kaos hitam pendek melekat di tubuhnya yang ramping dipadukan jeans pendek putih. Menambah keanggunan untuk dirinya. Rambutnya bergerai indah yang bewarna pirang kecoklatan. Wajahnya tanpa olesan make up pun tetap saja cantik. Siapa yang tak ingin dengannya.

Brak

Prangggg

Dara melempar kasar figura fotonya ke dasar dinding hingga kacanya berderai. Matanya berkaca-kaca berharap rasa sakitnya hilang. Tetap saja rasa itu membekas, ia berharap besar kepada Yang Maha Kuasa agar menghilangkan ingatannya tentang kejadian itu. Mungkin ia akan kembali tertawa dan bahagia seperti orang lain. Ia tersenyum getir dan kembali bersedih. Badannya benar-benar terasa lemas dan memilih menyender di tepi kasur.

Dylan POV

Aku melangkah antusias menuju motor. Sesekali kuperhatikan penampilanku. Walaupun aku sanagt jarang memperhatikan apa yang tengah aku kenakan. Tapi, aku saja bingung, kenapa bisa aku seperti ini. Seolah aku takut jika penampilan aku akan memberikan kesan tidak suka oleh gadis itu. Aku berharap semoga tidak ada kata-kataku yang membuatnya menangis. Kulajukan motorku membelah ibukota. Akhirnya motorku sampai di depan rumahnya.

Aku terus mengayunkan langkah. Mengetuk beberapa kali pintunya tidak ada satupun suara yang menyahut. Kurasa tidak ada siapapun di rumah. Ketika ingin aku kembali pulang, tidak sengaja tanganku menyenggol pintu hingga terbuka dengan sendirinya. Dahiku berlipat, entah kenapa pintu rumah yang sebesar ini tidak dikunci sama sekali.

"Nih rumah nggak takut kemalingan? Masa rumah segede ini nggak dikunci?" gumanku sembari melangkah masuk.

Aku pikir tidak mungkin jika rumah ini tidak ada siapapun. Feeling-ku mengatakan kalau Adara pasti ada di dalam. Mataku menjelajahi seisi rumah. Beberapa detik kemudian, mataku membola, jantungku berdebar kencang. Antar aku takut dan cemas. Suara pecahan dari lantai atas menggema jelas di pendengaranku. Kuayunkan langkahku sesegera mungkin hingga berlari ke ruangan itu.

Author pov

"Dara!"

Suara itu berasal dari laki-laki yang baru saja membuka pintu kamar seorang gadis. Terlihat kamarnya ini tak lebih dari kapal pecah. Beling kaca di mana-mana. Bendanya di mana, tempatnya di mana. Kontan pandangan lelaki ini terfokus pada seseorang menenggelamkan kepalanya di lutut. Langkah demi langkah menghampiri gadis itu.

"Dara ...," lirih Dylan dan berjongkok menyejajarkan tatapannya.

Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya yang tadinya tenggelam. Melirik pria yang berjongkok di depannya. Ia tersenyum sumringah, dengan mata berkaca-kaca.

"Devan ...."

Dia kenapa? Batin Dylan.

Suaranya Dara begitu rendah hingga membuat Dylan tak mendengar apa yang diucapkannya. Ia mencoba menarik Dara agar berdiri. Hampir saja Dara terpental. Untung saja Dylan sigap menangkapnya. Mata Dara bertemu dengan Dylan. Beberapa menit kemudian ia menghentikan tatapannya. Tak seharusnya ia melihat perempuan yang bukan siapa-siapa baginya. Jantung Dylan berdebar kencang. Apakah ia punya riwayat kelainan jantung? Ah tidak mungkin.

Queen Of BAD GIRL ✔(Completed) Where stories live. Discover now