Chapter 22 : change because of loss

2.5K 73 0
                                    

19: 05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19: 05

Dylan tengah melaksanakan makan malam bersama keluarganya. Suasana hening melanda, hanya dentingan sendok yang tengah berdenting ke piring mereka masing-masing.
Juli selaku mama Dylan merasa cemas dengan anaknya. "Sayang ... kok nggak dimakan? Jangan dimainin gitu makanannya, Mumbazir."

Juli selaku mama Dylan telah sehat kembali. Mama Dylan sakit disebabkan jatuh saat menuruni tangga rumahnya. Selama tiga  bulan ia harus memakai kursi roda dan menjalani terapi setiap satu minggu sekali. Tapi, tak ada yang perlu dicemaskan lagi. Karena Juli telah bisa berjalan seperti biasanya. Hal itu membuat Dylan betul-betul sangat bahagia. Karena ibunya telah bisa seperti orang normal lainnya.

Dylan tersentak dari lamunannya. "Oh ma ... maaf Ma. Lagi nggak nafsu aja."

Alex tersenyum tipis. "Kamu lagi ada masalah?"

"Nggak Pa," elaknya cepat.

"Kamu ada masalah sama pacar kamu?" Alex menggoda anak sulungnya.

Juli terkekeh melihat kelakuan bapaknya Dylan. "Udah ah Pa, Jangan digituin ... tuh kan pipinya jadi merah kayak badut pasaran."

Dylan menunduk karena malu.

Alex terkekeh geli menatap anaknya. "Papa bercanda, Lan. Udah habisin makanannya lalu istirahat. Wajah kamu kelihatan lelah." Dibalas anggukan oleh Dylan.

Orang tua Dylan tidak pernah melarang Dylan untuk bergaul dengan siapa pun. karena itu hak Dylan selaku anak sulungnya. Anak keduanya bernama Sintia berusia setahun lebih kecil dari Dylan. ia memilih melanjutkan SMA nya di luar negeri.

Bukan bergantung pada orang tua melainkan beasiswa yang ia dapatkan dari prestasinya yang semakin lama semakin tinggi. Berbagai piagam telah membuat rumah Dylan terhiasi.

***

Di kamar Cantika ada Terry dan Gea yang sibuk membincangkan Dara selaku musuhnya sendiri.

"Eh Can, lo harus tahu kalau si Dara tadi kasar banget sama gue. Dia itu ke sekolah dengan wajah kusut banget kek pakaian yang nggak pernah disetrika. Apalagi cara pake bajunya ... huuh kayak bad girl kehilangan akalnya sehatnya. Persis kayak pasien kabur dari rumah sakit jiwa."

Terry menceritakan kepada Cantika yang tengah sibuk membersihkan kukunya. Alis Cantika bertaut ketika mendengar penjelasan yang dilontarkan mulut temannya ini.

Apa? Dara berubah sejauh itu? Apa dia akan mengulang kejadian beberapa tahun lalu? pikirnya.

Gea menghembuskan nafas gusarnya. "Ya elah nih anak nggak nyahut lagi!"

Cantika tersadar dari lamunannya. "Oh sorry ... gue nggak fokus." Menatap dalam Terry. "Kenapa dia bisa berubah sejauh itu?" Dibalas Terry dengan menggelengkan kepala.

Cantika beberapa hari tidak datang ke sekolah dikarenakan kurang enak badan.

"Dia menabrak semua orang yang berada di koridor. Sumpah ngakak plus buat orang kesel." Terry melanjutkan Cerita.

Queen Of BAD GIRL ✔(Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang