01. Bisakah Menolak?

6.9K 581 10
                                    

Dua tahun kemudian.

Laki-laki tiga puluh dua tahun itu menjelaskan grafik-grafik yang muncul di layar kepada peserta rapat. Jelas terlihat, keuntungan perusahaan naik secara signifikan sejak krisis yang terjadi dua lalu. Bahkan posisi mereka di antara perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang makanan, bisa dibilang meningkat. Memang bukan nomor satu, tetapi masuk lima besar.

"Bagus, saham kita juga merangkak naik. CMO kita tampaknya bekerja sangat keras," puji Haribawa terkekeh, setelah presentasi selesai. Kakek delapan puluh dua tahun yang masih tegap itu tampak puas.

"Terima kasih. Semua berkat bimbingan Anda," balas Arya, yang merupakan Chief Marketing Officer di perusahan Janied, seraya membungkukkan badan. Kemudian ia duduk di sebelah Haribawa.

Dengkusan tak suka terdengar, tetapi Haribawa pura-pura tidak tahu. Padahal ia sadar ada direktur-direktur lain yang tidak suka dengan pujiannya kepada cucu kesayangannya itu.

"Baik, sepertinya tidak ada lagi yang perlu kita diskusikan. Kita tutup pertemuan hari ini. Terima kasih, karena kerja keras semua orang, kita bisa mencapai posisi ini. Saya harap kalian tetap kompak seperti ini. Jangan ada persaingan tak sehat," kata Haribawa sambil melirik dua orang yang duduk bersebelahan. Keduanya langsung menunduk, seperti orang yang ketahuan mencuri sesuatu.

Kemudian Haribawa menutup pertemuan dengan mengingatkan para petinggi perusahaan tentang launching produk baru yang akan dilaksanakan akhir tahun.

Satu-persatu peserta rapat keluar ruangan bersama sekretaris masing-masing.

"Dia benar-benar mempersiapkan anak itu buat menggantikannya?" bisik Abyasa, laki-laki lima puluh tahunan yang merupakan CFO perusahaan Janied, saat keluar dari pintu ruang pertemuan.

"Benar-benar pilih kasih. Bukankah anak itu sendiri yang bikin gara-gara dua tahun lalu?" gerutu Rendra Dipta, Sang COO.

Benar. Semua gara-gara kehebohan yang dibuat oleh Arya dua tahun lalu, akibat kencan gagalnya dengan Bella yang anak bos media besar. Reputasi perusahaan ikut terperosok. Karena entah bagaimana, tiba-tiba berita buruk tentang perusahaan juga melejit bersamaan dengan berita pribadi Arya. Komplain-komplain atas produk mereka bermunculan. Ada tentang jus kemasan mereka katanya basi, padahal belum kedaluwarsa. Keripik kentang yang melempem. Atau minuman kemasan bocor. Padahal sebelumnya tak ada keluhan sama sekali dari sisi distributor mereka.

Bagaimanapun gosip, rumor, isu, atau yang serupa dengan itu, tetap akan memengaruhi kondisi perusahaan. Seringkali orang-orang tidak mau mengkonfirmasi kebenaran sebuah berita. Apalagi jika berita itu cukup viral. Mereka memercayai mentah-mentah yang diberitakan di banyak media. Penjualan menurun drastis. Orang-orang menjual kepemilikan saham Janied Group mereka di bursa saham.

Arya yang merasa bertanggung jawab, apalagi ia adalah direktur marketing, berusaha dengan tekun untuk memperbaiki citra perusahaan. Untungnya, mereka perusahaan berpengalaman. Sedikit demi sedikit, Janied Group akhirnya merangkak ke atas lagi setelah sempat merosot hingga di bawah perusahaan makanan nomor sepuluh.

Saat itu, mungkin Bella benar-benar sakit hati. Mungkin orang tua Bella tak terima dengan perlakuan Arya pada putrinya. Mereka bahkan membuat gadis-gadis yang pernah dijodohkan dengan Arya bersuara melalui akun lambe nyonyor yang suka bergosip.

Keadaan saat itu sungguh kacau. Reputasi Arya memburuk. Reputasi perusahaan hampir pudar.

Namun semua telah terlewati. Dan Haribawa bisa bernapas lega, karena Arya bisa membuktikan bahwa ia layak menjadi direktur marketing. Bukan karena ia cucu pendiri dan pimpinan perusahaan, tetapi karena ia benar-benar mampu.

I LOVE YOU -- Terbit -- Lotus Publisher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang